TIPE INTERAKSI DALAM EKOLOGI
DISUSUN OLEH:
NAMA : NIM
:
MUHAMMAD SYAFRIADI 213 170 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beriman dan
berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
karena atas kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Tipe Interaksi “. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekologi
pertanian.
Dengan adanya makalah ini,
penulis berharap dapat mengetahui dan memahami tentang Tipe Interaksi serta menyadari perlunya mempertahankan Tipe Interaksi yang nantinya dapat
diaplikasikan untuk menambah wawasan.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang
diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya
untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.
Parepare,
15 Oktober 2014
Penulis,
Muhammad
Syafriadi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal
ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali
ini kami akan membahas mengenai interaksi antar spesies. Seperti
kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam individu (populasi) namun pada
intinya mereka mempunyai hubungan kekerabatan antar satu sama
lain. Namun hubungan atau interaksi antar satu sama lain, dapat
menguntungkan satu pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu pihak. Maka
dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain : Tipe-tipe
Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada
makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu
lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.
Setiap komponen biotik dan abiotik selalu
berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk
hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk
berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen
biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan
erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara.
Pembahasan pertama yakni tipe - tipe interkasi
antar-spesies, dalam interaksi ini secara teori, spesies-spesies dalam suatu
populasi saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dan membentuk interaksi yang
positif, negatif,maupun NOL.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1.
Netral
2.
Predasi
3.
Parasitisme
4.
Komensalisme
5. Mutualisme
Adapun persaingan terjadi ketika organisme baik
dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya
alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing
akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya
Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan
ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen
dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang
dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
1.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana interaksi spesies dalam ekologi dan
2. Sebutkan
macam-macam interaksi spesies.
1.3 Tujuan
1.
Untuk memahami interaksi spesies dalam ekologi
2.
Untuk mengetahui macam-macam interaksi spesies.
BAB II
KERANGKA
TEORI
Menurut (Irwan 1992), interaksi yang terjadi antar spesies anggota
populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang
dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat).
Menurut (Indriyanto,2006), makanan, unsur hara,
air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi
lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk
hidup dan pertumbuhannya.
Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai
suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status
organisme dalam komunitas.
Menurut (Einhellig, 1995a), fenomena alelopati
mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau
antara tumbuhan dan mikroorganisme.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Interaksi dalam ekologi
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu
kejadian yang wajar didalam suatu komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari
(Irwan 1992) interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada
makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu
lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita. Organisme-organisme laintentu ada didalam situasi natural,
dan merupakan bagian yang melengkapi lingkungan. Mereka sangat penting karena
dapat menyediakan bahan makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan
melengkapi kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang
merupakan tetangga yang tidak diinginkan. Interaksi yang bermacam-macam
dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu simbiosa dan antagonisma. Didalam golongan pertama kedua belah pihak
tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat keuntungan,
sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan.
Simbiosa berarti hidup berdampingan. Pada simbiosa
mutualisme kedua organisme saling diuntungkan. Pertumbuhan dan survivalnya
diuntungkan karenanya, dan dalam keadaan wajar organisme tidak dapat lestari
apabila terpisah dari partnernya. Plankton-plankton, mahluk tumbuhan atau hewan
yang hidup melayang-melayang didalam air banyak yang merupakan mutualisme. Tumbuhan
leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga menjalankan simbiosa semacam,
dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar. Bakteria mendapat karbohidrat
dan bahan lain, sebaliknya bakteria mengikat gas nitrogen dari udara dan
diberikan kepada induk-semangnya. Pada simbiosa komensalisme satu pihak
saja yang diuntungkan sedang pihak yang lain tidak mendapat dan tidak menderita
apa-apa. Termasuk ini ialah tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan lain,
seperti anggrek, lumut pohon, dan tumbuhan lain yang bergelantungan didahan
pohon , dan juga hewan-hewan yang hidup di pepohonan seperti katak pohon dan
sebagainya. Tumbuhan atau hewan tersebut tidak menghisap makanan dari
partnernya hanya numpang tempat tinggal. Yang termasuk kategori interaksi
antagonid ialah antibiosa, eksploitasi dan kompetisi.
Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari
metabolismenya. Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme, yang
memenuhi suatu lingkungan, sering menghambat mahluk lain untuk melangsungkan
hidup. Ada kalanya ada bahan produksi khusus yang antagonistik terhadap spesies
lain. Cendawan sering kali mengeluarkan bahan semacam itu, seperti pinicillin,
streptomycin, auromycin, ialah bahan antibiotik yang dapat membunuh
bakteria-bakteria tertentu.
3.2
Jenis – jenis Interaksi
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa
populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi
tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut
meliputi :
1.
Kompetisi
Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen
ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya
kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau
dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
2.
Endimis
sirpentin
Endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada
suatu tempat (biota). Di dalam suatu pulau dapat terbentuk wilayah/habitat
endemik karena adanya proses pembentukan batuan kapur, batuan serpentin,
batuan vulkanik atau batuan lainnya. Pada konteks endemisitas, terbentuknya
habitat dari batuan serpentin menyebabkan terbentuknya jenis tumbuhan endemik
serpentin. Komunitas tumbuhan pada area serpentin umumnya kerdil dan umumnya
hanya tumbuh pada habitat tersebut. Habitat ini umumnya berupa area terbuka dan
berbatu, dengan vegetasi umum berupa tumbuhan semak dan terkadang pohon dengan
daun keperakan atau kecoklatan karena struktur bulunya bersifat memantulkan
cahaya.
Tanah serpentin juga memiliki kandungan logam berat
yang tinggi seperti kromium, kobalt, dan nikel. Serpentin juga kaya serat
silika yang dikenal dengan nama asbestos. Mineral asbestos ini lebih banyak
merugikan manusia daripada tumbuhan karena dapat menyebabkan kanker. Tantangan
lain pada tanah serpentin adalah ketiadaan zat hara (nutrisi).
Kandungan kalsium (Ca) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg
tinggi. Contoh tumbuhan yang hidup ditanah serpentin adalah sebagai
berikut :
3.
Halofit
Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada
kondisi kadar garam yang tinggi (salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk
kelenjar garam yang terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan
ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Tumbuhan
halofit merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu tergenang
ataupun terkadang tergenang air laut. Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar
salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu, tumbuhan pantai umumnya
memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi lingkungan tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan
aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar.
Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui
saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air
dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam
yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Tidak semua halofit setara dalam toleransi garam,
dibedakan intoleran, fakultatis, dan obligat.Tetapi kebanyakan halofit
adalah intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada salinitas rendah dan
menurun pada salinitas naik. Tumbuhan yg hidup subur di daerah atau
lingkungan (tanah) yg berkadar garam tinggi, msl rumput inggris; Armeria
maritina
4.
Kompetisi
dan Niche
Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan
peran fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972)
niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan
kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari
hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan
makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi adalah posisi atau
status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku
spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam
suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan
sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan
adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap
dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang
tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat
dan makanannya.
Kompetisi adalah salah satu bentuk interaksi antar
dua atau banyak individu apabila suplai sumber yang diperlukan bersifat
terbatas. Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi
(niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi
di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa
yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa,
jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana
dapat direproduksi. Kompetisi dibedakan menjadi dua, yaitu kompetisi
intraspesifik dan interspesifik. Intraspesifik adalah persaingan antara
organisme yang sama dalam lahan yang sama sedangkan kompetisi interspesifik
adalah persaingan atara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama.
5.
Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi yang menekan satu
organisme, sedangkan yang lain tetap stabil atau salah satu organisme
dirugikan tapi organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan..
Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif, dimana salah
satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh. Contohnya
adalah jamur Penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri.
Penisilin mampu membunuh bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi
jamur Penicillium tidak mendapatkan keuntungan maupun
kerugian. Salah satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu
penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk
metabolit ke lingkungan. Bagian interaksi alelokemis yang melibatkan hanya
tumbuhan saja disebut alelopati.
6.
Interaksi
Alelokemis pada Level Produser – Dekomposer
Kebanyakan dekomposer dalam tanah yang serasah
dibawah suatu komunitas dipengaruhi spesies tumbuhan yang menggugurkan serasah
penitrasi akar dalam tanah. Tanah dibawah hutan conifer umumnya asam karena
serasah conifer bersifat asam dan dekomposisinya mempengaruhi PH tanah. Sebagai
hasil, fungi medominer mikroflora
7.
Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antar populasi,
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme.
Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi
kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan
mikroorganisme (Einhellig, 1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut
meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu
senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau
mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia
yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia
bersifat selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun
tidak terhadap organisme lain (Weston, 1996).
Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan
mencapai organisme sasaran melalui berbagai cara yaitu :
a. Penguapan
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui
penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui
penguapan adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa
kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh
tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke
dalam tanah yang akan diserap akar.
b. Eksudat akar
Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan
oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam
benzoat, sinamat, dan fenolat. Lantana atau Saliara Akar
dan tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan
gulma lainnya.
c. Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari
bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau
tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat
beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah
naungan tumbuhan ini.
d. Pembusukan organ tumbuhan
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati,
senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada
bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya
dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa
jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang
ditanam pada musim berikutnya.
e. Alelokemis pada level Produser-Herbivora
Interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu
organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke
lingkungan. Untuk hebivora tertentu, semua spesies tumbuhan rasanya tidak
harus sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa dimakan dan sangat disenangi
dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi tidak ada.
f. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
Tumbuhan epifit artinya tumbuhan yang menempel pada
bagian luar tumbuhan lain. Tumbuhan yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan
yang ditumpangi (komensalisme). Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek
yang tumbuh pada ranting atau batang pohon tumbuhan berkayu.
g. Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya
Tali putri yang berwarna
ilmiah Cuscuta sp, warnanya yang kuning keemasan akan tampak
cemerlang jika mendapat sinar matahari. Tali putri punya sifat merugikan.
Kehadirannya pada tumbuhan melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali
putri memang tumbuhan parasit yang bisa membunuh inangnya.
Di dalam komunitas terdapat hubungan antara
populasi dan juga spesies. Hubungan ini ada yang menguntungkan tetapi ada juga
yang merugikan spesies lain. Jenis dan Tipe Interaksi antara spesies dapat
digolongkan sebagai berikut :
1.
Neutralisme
merupakan interaksi yang tidak ada spesies atau populasi yang dipengaruhi oleh
yang lain. Lambang Interaksi (0 , 0)
2.
Kompetisi :
tipe gangguan atau campur tangan secara langsung Rintangan atau penghambatan
secara langsung dari masing-masing spesies oleh yang lain. Lambang Interaksi (
- , - )
3.
Kompetisi
: tipe penggunaan sumberdaya alam Rintangan atau penghambatan secara
tidak langsung; pada umumnya terjadi ketika persediaan sumberdaya alam kurang
atau terbatas. Lambang Interaksi ( - , -)
4.
Amensalisme :
Spesies atau populasi pertama dihambat atau dirintangi, sedangkan spesies atau
populasi kedua tidak mendapat akibat apa-apa. Lambang Interaksi ( - , 0 )
5.
Parasitisme :
Spesies atau populasi yang pertama adalah parasit yang memperoleh keuntungan
sedangkan spesies kedua adalah inang (yang menderita). Lambang interaksi ( + ,
- )
6.
Predasi
(Pemangsaan) : Predator (organisme yang memangsa) mendapat keuntungan,
sedangkan prey (organisme yang dimangsa) menderita (dirugikan). Lambang
Interaksi ( + , - ).
7.
Komensalisme :
Spesies pertama ssebagai komensal mendapat keuntungan, sedangkan spesies kedua
adalah inang yang tidak berakibat apa-apa. Lambang Interaksi ( + , 0 ).
8.
Protokooperasi :
Interaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, tetapi asosiasi bukan merupakan
keharusan. Lambang Interaksi ( + , + ).
9.
Mutualisme :
Interaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, dan asosiasi ini merupakan
keharusan. Lambang Interaksi ( + , + ).
Keterangan :
Interaksi ( + ) atau memberikan dampak positif.
Interaksi ( - ) atau memberikan dampak negatif.
Interaksi ( 0 ) atau tidak ada/kosong.
Interaksi ( + ) atau memberikan dampak positif.
Interaksi ( - ) atau memberikan dampak negatif.
Interaksi ( 0 ) atau tidak ada/kosong.
BAB IV
PENUTUP
1.
Bedasarkan pembahasan diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
2.
Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang
wajar didalam suatu komunitas,
3.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada
makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu
lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain.
4. Macam-macam
interaksi spesies adalah sebagai berikut :
a. Kompetisi
b. Endimis serpentin
c. Halofit
d. Kompetisi dan Niche
e. Amensalisme
f. Interaksi Alelokemis pada Level
Produser-Dekomposer
g. Alalopati
h. Alelokemis pada Level Produser
–Herbivora
i. Interaksi antara Tumbuhan
Epifit dengan Inangnya
j. Interaksi antar Tali Putri
dengan Inangnya
4.2 Saran
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih
jelasnnya mengenai interaksi spesies, agar mencari lagi referensi yang
lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih
banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.
Kritik dan
saran tetap kami terima agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk diri saya peribadi dan khususnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Budy
wilarso Sri.Interaksi tumbuhan dan factor
pembatas.Erlangga.jakarta.
Tarumingken
C. Rudy.1994.Dinamika populasi.Pustaka
Sinar Harapan.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar