PENYAMBUNGAN
(GRAFTING)
MUHAMMAD
SYAFRIADI
213170001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
Alhamdulillahi
rabbil alamin puji syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Terima
kasih kepada dosen pengantar agronomi, karena telah
memberikan kesempatan kepada Kami untuk membuat laporan tentang penyambungan (grafting) sehingga Kami dapat menyusun laporan
ini. Serta teman-teman yang telah membantu dalam penyambungan (grafting) ini sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan
ini tidak lain berisi tentang cara penyambungan (grafting) dari bahan yang ada. Laporan ini
juga di buat agar mahasiswa lebih memahami tentang mengelolah lingkungan.
Kami
menyadari masih banyak yang harus disempurnakan dalam laporan ini, untuk
itu saya menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam
penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat serta memudahkan dalam mempelajari materi
ini.
Parepare, 22 Mei 2014
Penulis,
Muhammad syafriadi
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Praktikum............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
2.1 Perkembangbiakan Vegetatif........................................................... 3
2.2 Tanaman Mangga (Mangifera indica L)........................................... 3
2.3 Penyambungan (Grafting)................................................................ 5
BAB III METODE
PRAKTIKUM................................................................ 6
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan................................................................................ 7
3.3 Prosedur Kerja................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN...................................................... 8
4.1 Hasil................................................................................................. 8
4.2 Pembahasan...................................................................................... 8
BAB V PENUTUP......................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 9
5.2 Saran................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
Indonesia
sebagai negara tropis memiliki keanekargaman tanaman buah,baik tanaman yang
berbuah musiman maupun yang berbuah sepanjang tahun.salah satu jenis tanaman
buah yang banyak dikembangkan diIndonesia adalah mangga (Mangifera indica L) meskipun mangga bukan tanaman asli Indonesia
karena di duga berasal dari India dan Ceylon dan kemudian juga tersebar ke
benua Amerika, Asia, Australia dan Eropa. Kini mangga dapat di temukan hampir
di semua wilayah Indonesia termasuk sulawesi tengah.
Tanaman
mangga yang banyak dikembangkan di Indonesia umumnya berasal dari species Mangifera indica L, termasuk
famili Anacar diaceae bibit merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
produksi tanaman.
Perbanyakan
secara vegetatif memiliki keuntungan, yakni menghasilkan populasi yang lebih
seragam dalam waktu relatif singkat, memiliki sifat yang sama dengan induknya
dan merupakan gabungan yang diinginkan serta berproduksi lebih cepat.
Grafting
merupakan cara perbanyakan vegetatif yang memerlukan penanganan hati-hati.salah
satu penyebab atau faktor kegagalan dalam grafting adalah faktor lingkungan,
faktor tanaman dan faktor pelaksanaan.
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu di perhatikan untuk melakukan grafting tanaman mangga
secara vegetatif dengan melihat pelaksanaan yang paling sesuai untuk mencapai
keberhasilan grafting.
1.
Apa yang dimaksud dengan penyambungan(grafting)?
2.
Bagaimana cara penyambungan(grafting)?
3.
Apa manfaat penyambungan(grafting)?
1.
Untuk mengetahui penyambungan
(grafting).
2.
Untuk mengetahui cara penyambungan
(grafting).
3.
Untuk mengetahui manfaat penyambungan
(grafting).
BAB II
2.1 Perkembangbiakan Vegetatif
Pembiakan vegetatif adalah
suatu metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri
(bagian-bagian vegetatif yakni akar, batang dan daun) tanpa melibatkan proses
pembuahan sehingga sifat tanaman induk dapat dipertahankan dan diturunkan ke
tanaman anakan (Hartman dan Kester 1983). Salah satu teknik pembiakan vegetatif
adalah grafting, yaitu suatu
seni menyambung bagian dari satu tanaman (sepotong pucuk) ke bagian tanaman
lain (rootstock) sedemikian
rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk
tanaman baru (Mahlstede dan Haber 1957; Hartman dan Kester 1978). Pembiakan
vegetatif dengan grafting memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu
keuntungan dari grafting ialah
banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan
bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman. (Sukendro, 2007)
Menyambung atau enten, yang
telah di kenal dan dipraktikan sejak beberapa abad, adalah suatu cara
menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu
tanaman lain. Beberapa cara pembiakan aseksual lain, pada potongan yang
disambungkan tidak terjadi regenerasi organ-organ baru tetapi merupakan suatu
kesatuan dengan batang yang berakar tadi. Batang berakar tempat potongan di
sambungkan di sebut tanaman bawah. Akar kadang-kadang juga digunakan sebagai
tanaman bawah. Potongan-potongan yang disambungkan disebut tanaman atas, atau
tunas okulasi. Seluruh bagian atas dari tanaman bawah dibuang dan digantikan
dengan tunas okulasi atau tanaman bawah. Banyak jenis tanaman buah-buahan yang
sukar di perbanyak dengan setek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di
perbanyak dengan penyambungan dan penyusunan, misalnya pada manggis, belimbing
dan sebagainya.
(Rahardja, 2003 )
Pertautan sambungan juga
ditentukan kompatibilitas antara batang bawah dan entris sebagai batang atas.
Dari hasil pengamatan tidak terlihat adanya gejala inkompatibilitas antara
batang bawah dengan batang atas. Menurut Rochimin dan Harjadi (1973) bahwa
inkompatibilitas adalah keadaan kegagalan batang atas dan batang bawah
membentuk pohon gabungan. Menurut Harmann dkk., (1997) gejala-gejala
inkompatibilitas diantaranya adalah kegagalan membentuk sambungan dalam
persentase yang tinggi, daun menguning, pertumbuhan vegetatif menurun, mati
pucuk dan tanaman merana, tanaman mati belum pada waktunya, perbedaan nyata
dalam kecepatan tumbuh atau ketegapan tumbuh antara stock (batang bawah) dan
scion (batang atas), dan perbedaan pertumbuhan pada sebagian batang atas atau
sebagian batang bawah sambungan (Hamid, 2011).
Penyediaan bahan tanaman unggul
dan bermutu pada tanaman jambu mete dapat dilakukan melalui perbanyakan secara
vegetatif dengan teknik sambung pucuk (grafting). Teknik tersebut merupakan
alternatif terbaik saat ini dalam menyediakan bahan tanaman jambu mete. (Pitono, 1997)
Sambung pucuk adalah teknik
perbanyakan tanaman dengan menggabungkan batang bawah dari pohon induk
terseleksi dan adaptif di daerah setempat dengan batang atas darivarietas
unggul hasil penelitian yang berproduksi tinggi. Keberhasilan penelitian
sambung pucuk telah banyak dilaporkan.
(Saefudin, 2009)
Berdasarkan hasil penelitian,
penyambungan batang bawah dari pohon indukterseleksi pada suatu daerah dengan
batang atas dari varietas unggul produksi tinggi memberikan tingkat
keberhasilan 65,90% (Lukman et al. 2003). Bila dilakukan di rumah kaca,
keberhasilan penyambunganmencapai 81% (Pranowo dan Saefudin 2009), dan
meningkat menjadi 86,40% jika penyambungan dilakukan pada pukul 8.00–11.00
(Zaubin dan Suryadi 2002). Untuk mendukung pengembangan teknologi sambung
pucuk, perlu dibangun kebun entres dari varietas unggul sebagai sumber batang
atas. Teknologi sambung pucuk dapat menghasilkan bahan tanaman unggul dalam
jumlah banyak dan dalam waktu singkat di daerah pengembangan jambu mete. (Saefudin, 2009)
Dalam menyambung, perlu diperhatikan
bahwa daerah kambium tanaman bawah letaknya harus sangat dekat dengan kambium
tanaman atas. Atau juga dapat di artikan sebagai kambium antar kedua sambungan
antara tanaman atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi
dalam praktiknya hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun
tanaman atas membentuk kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan
bertemu, bersatu dan membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar
kedua kambium, yaitu kambium dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas.
Dari sumberkambium tersebut maka akan menghasilkan bahan makanan, air, dan
mineral secara kontinyu antara tanaman bawah dan tanaman atas yaitu tanpa
gangguan. (Anonim,1991)
Pada tanaman buah-buahan, pembiakan
vegetatif adalah cara yang tepat untuk memperoleh bibit bermutu, khususnya
sambung pucuk (grafting). Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan
vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1) umur berbuah lebih
cepat. (2) Aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat induknya. (3)
diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah
(rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas
(entris, scion) yang unggul produksi buahnya dan bahkan dapat
divariasikan. (Mahfudz dkk., 2001)
Kedudukan
tanaman mangga dalam sistematis tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai
berikut :
1.
Kingdom : Plantae
2.
Divisi : Spermatophyta
3.
Sub Devisi : Angiospermae
4.
Kelas : Dicotyledonae
5.
Ordo : Sapindal
6.
Famili : Anacardiaceae
7.
Genus : Mangifera
8.
Species : Mangifera indica L
Syarat tumbuh tanaman mangga yang baik yaitu meliputi
syarat iklim dan syarat tanah adalah Syarat iklim yang cocok untuk tanaman mangga yaitu kering dan lembab suhu udara optimum
yang cocok mencapai 25 ºc – 27 ºc. Syarat Jenis
tanah yang cocok untuk tanaman mangga adalah jenis aluviai (lempung berpasir)
dengan PH tanah 5,5-6,5. (Nanang supriatna, 2006)
2.3 Penyambungan ( grafting)
Beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode grafting yaitu (1) faktor tanaman
(genetik, kondisi tumbuh, panjang entris). (2) faktor lingkungan
(ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari),
dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting (Tirtawinata, 2003; Tambing, 2004).
Panjang
entris berkaitan dengan kecukupan cadangan makanan/energi untuk pemulihan
sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang entris diharafkan makin
banyak pula cadangan energinya. Sedang kondisi cuaca atau waktu pelaksanaan grafting berkaitan dengan tingginya
laju 297 (Tambing, 2008).
Menyambung yang paling berhasil diperoleh jika dilakukan antara dua tanaman yang berkerabat dekat,
biasata antar satu spesies. Bagaimanapun juga, bahkan yang hubungan
kekeluargaannya dekat, sering kali tidak berhasil menyatu dan sambungan tidak
berlangsung. Sekalipun demikian, menyambunga antar spesies yang berbeda dalam
satu famili tidak jarang dilakukan, seperti pada tanaman tomat yang disambung
pada takokak. Sebagai contoh, tomat pada kentang, salada dan kol; menyambung
antar famili yang berbeda juga pernah berhasil. (Rahardja,
2003)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek berlangsung pada
tanggal 25 Mei 2013 jam 16.30 sampai selesai. ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi dan Green
House Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Universitas
Muhammadiyah Parepare JL. Jend Ahmad Yani. KM 6 Lapadde Parepare.
Alat:
1.
Cutter/silet
2.
Plastik pengikat/pembungkus es batu
3.
Gunting pangkas
Bahan:
1.
Mangga (Mangifera
indica sp).
Disiapkan bahan
tanam yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang atas serta alat yang
akan digunakan. Memilih
batang atas sebesar batang bawah, batang atas
daunnya dibuang dan batang bawah daunnya tidak dibuang dengan menyisakan 2 daun lebih.
Memotong batang bawah
3-5 cm diatas leher bonggol, kemudian membuatan sayatan celah berbentuk V ke
arah bawah sepanjang 1-1,5 cm, memotong dan menyayat batang atas berbentuk baji (lancip) sepanjang 1-1,5 cm. Menyisipkan batang atas (entris) ke dalam
celah batang bawah.
Membalut sambungan dengan tali rafia
atau plastik mulai dari bawah ke atas. Mengkerudungi bidang
sambungan dengan kantong plastik transparan, dan letakkan di tempat teduh
sekitar 3 minggu. Sambungan
yang tumbuh akan muncul daun/tunas
baru.
BAB IV
5.1 Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Sambung (Grafting) V
MANGGA
|
PERCOBAAN
|
PERUBAHAN
|
|
Batang Bawah
|
Batang Atas
|
||
1
|
SEBELUM
|
Normal
|
Normal
|
SESUDAH
|
Mati
|
Busuk/kering
|
|
2
|
SEBELUM
|
Normal
|
Normal
|
SESUDAH
|
Mati
|
Busuk/kering
|
|
3
|
SEBELUM
|
Normal
|
Normal
|
SESUDAH
|
Mati
|
Busuk/kering
|
|
4
|
SEBELUM
|
Normal
|
Normal
|
SESUDAH
|
Mati
|
Busuk/kering
|
5.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada 4 bibit
mangga didapatkan adanya perubahan pada
semua batang bawah sebelum dilakukan penyambungan normal (hidup) dan sesudah
penyambungan semua batang bawah mati. Hasil dari perubahan semua batang atas
(entris) sebelum penyambungan normal
(hidup) dan setelah penyambungan semuanya busuk/kering.
sambungan dapat di pastikan hidup atau mati apabila
pucuk sambungan masih hijau berarti sambungan berhasil tapi bila pucuk
berwarna coklat berarti sambungan gagal. Apabila pucuk sudah mengeluarkan daun, sungkupan dapat di buka.
BAB V
Dari kegiatan praktek yang
dilaksanakan di Lokasi Universitas muhammadiyah parepare. Kami dapat
mengambil kesimpulan antara lain: Praktek yang
dilaksanakan dapat menambah pengetahuan mahasiswsa dalam melakukan wirausaha
pertanian. Perbanyakan
secara vegetatif memiliki keuntungan, yakni menghasilkan populasi yang lebih
seragam dalam waktu relatif singkat, memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan berproduksi lebih cepat. Grafting
merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif yang memerlukan alat
yang sederhana dalam waktu relatif singkat. Buah mangga banyak dibudidayakan, dan di minati orang karena kandungan
gizinya. Dengan
melihat analisa tanaman mangga yang di perbanyak secara vegetatif maka di
nyatakan layak di usahakan.
5.2 Saran
Adapun dalam pelaksanaan praktek ini
terdapat beberapa hal yang perlu dilaksanakan, yaitu: Semoga kegiatan praktek
banyak memberikan pengalaman dan keterampilan bagi mahasiswa, baik di dunia
usaha maupun di dunia industri.
Selama kuliah masih berdiri
mantapkan mutu perkuliahan dan memperbanyak bahan praktikum agar apa yang di
dapat tidak segan dan tidak tanggung untuk di terapkan di tengah-tengah
masyarakat. Bila melakukan suatu pekerjaan harus di teliti dan di amati
terlebih dahulu agar dapat di mengerti dan di pahami sehingga hasil yang di
peroleh lebih baik.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
oleh para perserta praktek tiap harinya agar di jadwalkan sedemikian rupa oleh
pembimbing ekstern sehingga semua kegiatan dapat terprogram dengan baik.
Semoga praktek tahun depan dapat
terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan apapun. Ilmu yang telah diperoleh
peserta praktek diharapakan dapat diterapkan dilingkungan kampus maupun di
tengah masyarakat.
Anonim.1991.Budidaya
tanaman mangga. Jakarta: penerbit kanisius. Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan. 2013. “ Buku Penuntun Agronomi”.
Universitas Muhammadiyah Parepare: Parepare.
Hamid, 2011. “Pertautan
Penyambungan”. Jakarta: 50 halaman. (diunduh pada
tanggal 22 Mei 2013)
Pitono, 1997. ”Kelebihan
Perbanyakan Vegetatif”. (diunduh
pada tanggal 22 Mei 2013)
Rahardja, 2003. “Cara Perkembangbiakan Aseksual”. Jakarta: Agromedia. (diunduh pada tanggal 22 Mei 2013)
Sukendro, 2007. “Penelitian Sambung Pucuk Pada Pohon Mangga”. Gramedia. (diunduh pada tanggal 22 Mei 2013)
Sidera.Sukendro, 2007. Laporan Penyambungan Tanaman Mangga. Surabaya.
Penerbit Erlangga. . (diunduh
pada tanggal 22 Mei 2013)
Saefudin,
2009. Tehnologi
memproduksi benih atau bibit buah-buahan , penerbit kepala Balai Benih Hortikultura . (diunduh
pada tanggal 22
Mei 2013)
Tambing, 2008, 2003. Teknologi Menyambung Tanaman Mangga. Malang. Penerbit
Phibeta. (diunduh pada tanggal 22 Mei 2013)
LAMPIRAN
Gambar 1. Bibit mangga
Gambar 2. Pisau cutter
Gambar 3. Plastik
pengikat/pembungkus es batu
Gambar 6. menyayat batang atas berbentuk baji
(lancip)
Gambar 10. Semua bibit mangga yang sudah disambung
pucuk (grafting).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar