PEMBUATAN PUPUK BOKASHI JERAMI
MUHAMMAD
SYAFRIADI
213170001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur Kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Terima kasih kepada dosen pengantar agronomi, karena telah
memberikan kesempatan kepada Kami untuk membuat laporan tentang bokashi jerami
sehingga Kami dapat menyusun laporan ini. Serta teman-teman yang telah membantu
dalam pembuatan bokashi ini sehingga
laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini tidak lain berisi tentang cara Pembuatan Bokashi
Jerami dari bahan yang ada. Laporan ini juga di buat agar mahasiswa lebih
memahami tentang mengelolah lingkungan.
Kami menyadari masih
banyak yang harus disempurnakan dalam laporan ini, untuk itu saya menerima
semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
serta memudahkan dalam mempelajari materi ini.
Parepare, 22 April 2014
Penulis,
Muhammad syafriadi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
2.2 Jerami
PENDAHULUAN
Bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses bahan organik
dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil
proses fermentasi pupuknya dinamakanpupuk
em 4. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat
dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri
fotosintetik, jamur pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp.
Bahan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan
mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, sekam (kulit padi), rumput,
sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian ataupun pupuk kandang. Tetapi
perlu diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok pembuatan
bokashi adalah dedak ( bekatul )karena kandungan zat gizinya sangat baik.
Beberapa lahan dan tanah pertanian pada saat ini mengalami
kerusakan dan penurunan tingkat kesuburan tanah yang sangat memerlukan solusi
penanganan secara efektif dan maksimal.Hal ini dapat mengakibatkan dampak yang
besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.Pupuk memegang peranan
yang sangat penting di dalam budidaya tanaman.Tanaman membutuhkan pupuk yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan agar dapat tumbuh serta
berkembang dengan baik. Penggunaan bahan-bahan alami seperti memberikan keuntungan bagi tanah, tanaman dan
lingkungan. Proses pembuatan juga menjadi salah satu solusi masalah sampah yang
semakin memerlukan penanganan yang bijaksana.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik
pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut
tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan
terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran. dan
keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di
lapangan. Pemanfaatan bahan-bahan organik seperti yang dihasilkan dari limbah
ternak telah banyak dilakukan.Limbah organik yang dihasilkan oleh ternak
memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan menjadi pupuk. Pengolahan
pupuk dapat dilakukan dengan hanya
menimbun limbah organik tersebut dalam tanah untuk ditunggu selama kurang lebih
tiga bulan dan kemudian menjadi, atau dapat dilakukan dengan bantuan khusus
yang dapat mengubah sampah organik tersebut menjadi pupuk dalam hitungan hari.
Kata bokashi berasal dari bahasa jepang yang artinya
kira-kira bahan-bahan organik yang sudah diuraikan (difermentasi). Pupuk bokasi
merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang terbuat dari campuran antara
bahan-bahan organik dan pupuk kandang yang difermentasi atau didekomposisi oleh
mikroorganisme.Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti
sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang
mempercepat proses fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk
mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM). Penggunaan
EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya
muncul pada proses penguraian bahan organik.
1. Apa
itu bokashi jerami ?
2. Bagaimana
cara membuat bokashi jerami ?
3. Apa
manfaat dari bokashi jerami ?
1.
Untuk mengetahui apa itu bokashi jerami.
2.
Untuk mengetahui cara pembuatan bokashi jerami.
3.
Untuk mengetahui manfaat bokashi jerami.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bokashi
Bokashi adalah fermentasi bahan organik (sisa panen, sekam,
kotoran ternak dll) dengan bantuan Effective Microorganisms. Aplikasi di lahan pertanian
dapat membantu memperbaiki struktur fisik kimia dan biologi tanah. Infomasi
lebih lengkap mengenai Effektive Mikroorganisme sebagai berikut: Diambil dari
brosur PT Songgolangit Persada Effektive Mikroorganisme atau yang dikenal
dengan nama EM, ditemukan pertama kali oleh Prof. Teruo Higa dari University
Ryukyus, Okinawa, Jepang (Gasol, 2008).
Pupuk
bokashi dapat menyuburkan tanaman serta tanahnya dan meningkatkan dan menjaga
kestabilan produksi pertanian. (Anonim, 2014)
Proses pembuatan
bokasih jerami yaitu pertama-tama
dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml
:1 liter air.Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang
kering.Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap
sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan,
maka tidak ada air yang keluar dari adonan.Begitu juga bila kepalan dilepaskan
maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).Adonan selanjutnya
dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20cm.Gundukan selanjutnya ditutup
dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan
dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C, maka karung
penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup
kembali.Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi
dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik dan siap untuk
digunakan. (Anonim, 2014)
2.2
Jerami
Jerami
adalah hasil samping
usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia
yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih
setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di
antaranya sebagai bahan bakar, pakan
ternak, alas atau lantai kandang,
pengemas bahan pertanian (misal telur),
bahan bangunan
(atap, dinding, lantai), mulsa,
dan kerajinan
tangan. Jerami umumnya dikumpulkan dalam bentuk gulungan,
diikat, maupun ditekan.Mesin baler
dapat membentuk jerami menjadi gulungan maupun kotak. (Sudjarad, 2008)
Sekam adalah bagian dari
bulir padi-padian (serealia)
berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi
bagian dalam (endospermium
dan embrio).Sekam
dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae),
meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam
(misalnya jagung
dan gandum)..Dalam
pertanian,
sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas kandang, dicampur di tanah
sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam. (Sumitka, 2007)
Dedak adalah limbah dari proses
penggilingan padi yang tidak menjadi butiran-butiran beras, ada yang menjadi
kasar dan ada yang halus, keduanya kalau dicampur air yang kasar terasa banyak
sekali serat, sebaliknya yang halus seperti bubur kenyal, keduanya dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak bebek. Berikut adalah cuplikan proses dedak
halus itu dibuang kedalam ruang tertutup. (purnama, 2011)
EM4
adalah microorganisme yang berfungsi untuk menyuburkan dan menyehatkan tanah.
Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organic dan
tanah atau pada batang tanaman, EM-4 pertanian akan aktif dan memfermentasi
bahan organic (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang
terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organic tersebut adalah berupa
senyawa organic yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya
gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organic
lainnya. (Burhanuddin, 2012)
Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula
paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristalsukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
(Abraham,2011)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan pupuk bokashi jerami dilaksanakan pada tanggal 06
April 2014 pukul 15.30 WIB di samping green house jurusan Agroteknologi,
fakultas pertanian, peternakan dan perikanan, universitas muhammadiyah
parepare.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Pengaduk kayu
2. Alat tulis
3. Ember
4. karung
Bahan:
1.
Jerami sebanyak 10 kg
2. Dedak sebanyak 1/2 kg
3. Sekam (kulit padi) sebanyak 10 kg
4. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml)
5. Molases atau gula pasir sebanyak dua sendok
makan (10 ml) dan
6. Air secukupnya.
3.3 Prosedur Kerja
Proses pembuatan
bokasih jerami yaitu pertama-tama
dibuat larutan dari EM4, molasses/gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml
:1 liter air. Kemudian Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas
lantai yang kering. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan
bertahap sehingga terbentuk adonan.
Kemudian adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan,
maka tidak ada air yang keluar dari adonan.Begitu juga bila kepalan dilepaskan
maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%). Adonan selanjutnya
dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup
dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan
dipertahankan antara 40-50 0C. Jika suhu bahan melebihi 50 0C,
maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya
gundukan ditutup kembali.
Empat hari setelah pembuatan pupuk
bokashi, pupuk bokashi diayak atau diaduk
hingga semua bahan tercampur merata agar suhu bokashi tetap pada tingkat
suhu optimumnya.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Karakteristik
|
Pengamatan 1
|
Pengamatan 2
|
Tekstur
|
Agak kasar dan menggumpal
|
Agak lunak dari sebelumnya
|
Warna
|
Kecoklataan
|
Coklat kehitaman
|
Aroma
|
Berbau
|
Menyengat khas jerami
|
Suhu
|
50 0 c
|
-
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, terlihat pada
pengamatan 1 teksturnya agak kasar dan menggumpal, warnanya kecoklatan,
aromanya berbau, dan suhunya 500C.Pada pengamatan 2 terlihat
teksturnya agak lunak dari sebelumnya, warnanya coklat kehitaman, dan aromanya
menyengat khas jerami.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos
yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos
bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat.
Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan
sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke
alam.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan yang didapatkan,
maka dapat ditarik kesimpulan adalah pupuk organik yang diolah sedemikian rupa
dengan melalui proses fermentasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
untuk tanaman.Untuk melihat tingkat kematangan dapat ditentukan dari Bau,
Kekerasan bahan, Warna, Penyusutan, Suhu.Yang memiliki tingkat kegagalan tinggi
adalah pembuatan pupuk bokashi dengan
menggunakan bahan utama sayuran.
5.2
Saran
Dalam melaksanakan praktikum dan pengamatan hendaknya lebih
serius dan memperhatikan petunjuk/arahan dari asisten agar meminimalisir
hal-hal yang tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan
hasil dari praktikum ini agar dapat mengolah limbah pertanian menjadi sesuatu
yang lebih berguna.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2004. RENTEC Renewable Energy Technologies Inc,
www. rentec. ca, California, Amerika
Serikat, diakses 16 September 2006.
Gunam, w.
2007. Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos dengan Bantuan
Mikroorganisme di Desa Sibetan Karangasem.
Teknologi industri pertanian – fakultas
teknologi pertanian. Universitas
udayana.
Handayani, Mutia. 2009. Pengaruh
Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Salam, sebuah
skripsi. Dalam IPB Information
Resource Center diunduh 13 Juni 2010.
Kusumaningwarti,R. 2009. Tanah, Lingkungan, dan Pertanian. http://tjimpolo.blogg.com/?p=79. Diposkan pada 16 November 2009.
LAMPIRAN
Mntap abang thanks ya
BalasHapusMantap sangat membantu buat referensi. thank you
BalasHapus