LAPORAN
PRAKTIKUM AGRONOMI
PESTISIDA NABATI DAUN MIMBA
MUHAMMAD
SYAFRIADI
213170001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur Kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Terima kasih kepada dosen pengantar agronomi, karena telah
memberikan kesempatan kepada Kami untuk membuat laporan tentang pembuatan Pestisida nabati daun mimba sehingga Kami dapat menyusun laporan ini.
Serta teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan pestisida
nabati ini sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini tidak lain berisi tentang cara pembuatan Pestisida nabati daun mimba dari bahan yang ada. Laporan ini juga di buat
agar mahasiswa lebih memahami tentang mengelolah lingkungan.
Kami menyadari masih
banyak yang harus disempurnakan dalam laporan ini, untuk itu saya menerima
semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
serta memudahkan dalam mempelajari materi ini.
Parepare, 22 April 2014
Penulis,
Muhammad syafriadi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR
PENGESAHAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya
senjata pamungkas petani untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena
mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan
pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif
terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian. Dampak negatif dari penggunaan
pestisida kimia antara lain hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama
baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen,
terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia.
Bagi para pengguna salah satu cara alternatif untuk
mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida
nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk
mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena
efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Pestisida Organik ini
dikenal juga dengan pestisida nabati. Pestisida nabati ini bisa berfungsi
sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk
lainnya.
Daun mimba merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan
pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian hama.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian pestisida nabati?
2.
Bagaimana
cara pembuatan Pestisida nabati daun mimba?
1.3
Tujuan Praktikum
1.
Untuk
mengetahui pengertian pestisida nabati.
2.
Untuk
mengetahui cara pembuatan daun mimba sebagai pestisida nabati.
3.
Untuk
mengetahui manfaat ekstrak daun mimba sebagai
pestisida nabati.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya
berasal dari tumbuhan atau bagian
tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi
berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin
yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan
atau bagian tumbuhan dibakar untuk
diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. ( Subiyakto. 2009)
Proses pembuatan pestisida nabati
adalah sebagai berikut daun mimba : 1 Kg daun mimba ditumbuk halus, diredam
dalam 10 liter air semalaman, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan.
Pestisida Nabati Daun mimba : Daun mimba
1 Kg di Rajang. Hasil rajangan diredam
dalam 10 liter air yang di campur lalu didiamkan semalam. Larutan hasil redaman
di saring dengan kain halus. Larutan hasil saringan di semprotkan ke tanaman.
(Anonim, 2014)
Penggunaan pestisida
sintetik merupakan metode umum dalam
upaya pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman pertanian. Kebanyakan pestisida sintetik
memiliki sifat non spesifik, yaitu
tak hanya membunuh jasad sasaran tetapi
juga membunuh organisme lain. Pestisida sintetik dianggap sebagai bahan pengendali hama penyakit yang
paling praktis, mudah diperoleh, mudah dikerjakan dan hasilnya
cepat terlihat. Padahal penggunaannya sering menimbulkan masalah
seperti pencemaran lingkungan, keracunan
terhadap manusia dan hewan peliharaan dan dapat mengakibatkan resistensi
serta resurgensi bagi hama
(M.Thamrin et al.,2005).
Ekstrak daunh mimba telah banyak dapat menghambat pertumbuhan jamur
patogenik tanaman ekstrak atau eugenol asal daun, bunga dan gagang cengkeh
telah dibuktikan toksik terhadap F.
oxysporum, F. solani, R. lignosis, P. capsici, S. Roflsii dan R. solani.
Kombinasi penggunaan produk cengkeh dan
kompos limbah tanaman telah terbukti
dalam mengendaliakan penyakitbusuk
batang panili (BBP) antara 75 –85% (Tombe Mesak, 2008).
hortikultura. Zat yang terkandung dalam daun mimba mampu
menghambat pertumbuhan serangga hama. Penggunaan agen hayati berbahan baku
biofungisida sehingga menjadi alternatif yang tepat untuk mengendalikan mikroba
patogen penyebab penyakit pada tanaman budidaya (Purwantisari,2008).
2.2
Daun Mimba
Daun mimba (Azadirachta
indica) tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan
daun majemuk menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
membasmi hama dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena
penggunaan daun mimba sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau
pencemaran yang membahayakan masyarakat sekitar. Mimba, terutama dalam
biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder
yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan
pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin
dan nimbidin (Ruskin, 1993).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan pestisida nabati daun mimba dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 pukul 15.30 WIB di samping green house jurusan Agroteknologi, fakultas pertanian, peternakan dan perikanan, universitas muhammadiyah parepare.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Blender/alat penumbuk
2. Panci (Wadah)
3. Ember Plastik
4. Pengaduk Kayu
5. Saringan
6. Timbangan
7. Pisau
Bahan :
1. Daun Mimba 1 kg
3.3 Prosedur Kerja
Pestisida Nabati Daun Mimba : 1 Kg
daun mimba ditumbuk halus, diredam dalam 10 liter air semalaman, aduk rata,
saring dan siap untuk disemprotkan.Pestisida Nabati Daun mimba : Daun mimba 1
Kg di Rajang. Hasil rajangan diredam dalam 10 liter air lalu didiamkan semalam.
Larutan hasil redaman di saring dengan kain halus. Larutan hasil saringan dapat langsung di semprotkan ke tanaman atau disimpan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil diatas dapat diketahui
bahwa pengamatan 1 memiliki karakteristik baunya seperti daun pada umumnya,
warnanya hijau, volumenya 10 liter dan pada pengamatan 2 memiliki karakteristik
yang baunya menyengat, warnanya hijau kehitaman dan volumenya 9 liter.
Pestisida dikatakan berhasil apabila memiliki aroma yang
menyengat sebagai syarat pestisida nabati daun mimba tersebut siap untuk
digunakan ketanaman yang kiata budidayakan. Supaya penyemprotan pestisida
nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian
tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali
hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk
menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.
Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar
pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keunggulan daun mimba sebagai pestisida nabati yaitu murah
dan mudah dibuat, aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan, sulit
menimbulkan kekebalan, menghasilkan produk bebas residu pestisida
kimia. Sedangkan kelemahannya yaitu daya kerjanya relatif lambat, tidak
membunuh sasaran secara langsung, tidak tahan, kurang praktis, dan biaya lebih
mahal.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Manfaat
pestisida nabati adalah Sebagai bahan kimia dari tumbuhan; Dapat digunakan
sebagai agen pengendalian hama; Bersifat mematikan hama dengan cepat; Bersifat
sebagai zat menghambat perkembangan serangga/hama; Bersifat sebagai zat
pemikat; Bersifat sebagai zat penolak; Bersifat sebagai zat penghambat makan.
2.
Pestisida
nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang
atau buah.
3.
Pestisida
nabati tidak bisa digunakan secara langsung, namun harus melewati tahap
penyimpanan dan fermentasi. Terbukti melalui pengamatan karakter ekstrak
pestisida nabati selalu meningkat setelah masa penyimpanan.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum dan pengamatan hendaknya lebih
serius dan memperhatikan petunjuk/arahan dari asisten agar meminimalisir
hal-hal yang tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan
hasil dari praktikum ini agar dapat mengolah limbah pertanian menjadi sesuatu
yang lebih berguna.
Anonimous, 2009. Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan Pestisida Nabati. S inar Tani Edisi 15 – 21 April 2009.
No.3299.Tahun xxxix. Hal.4
Apriyanto.
A. 2009. Kearifan Lokal Penggunaan
Pestisida Nabati Dalam Pengendalian Hama Tanaman. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299.
Tahun xxxix. Hal.4.
Rembold.
1989. Enam Pilar Pengembangan
Hortikultura. Sinar Tani. Edisi 18 –24 Juni 2008. No. 3257. Tahun
xxxviii. Hal.14.
Ruskin.
1993. Pestisida Nabati. Ramuan
Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya.
Kardinan
A. 2008. Pengembangan Kearifan Lokal
Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun
xxxix. Hal.5.
Sudarmo
S. 2005. Pestisida Nabati.
Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Swadaya.
Taryono,Dkk.2003.Tanaman mimba.(diunduh pada tanggal
18 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar