BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang populasi sebagai
bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika
populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri
sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan
kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan
populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk
menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan
datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan
populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga
memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun
abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk
mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah
hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri
seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai
organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek
sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies
dan polispesies.
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
meliputi pengertian populasi, ciri-ciri populasi, kerapatan populasi dan cara
pengukurannya, pengukuran kerapatan nisbi, kelangkaan hewan, parameter utama
populasi, distribusi individu dalam populasi, struktur utama populasi, piramida
ekologi dan pertumbuhan populasi.
1.2 Tujuan
Diharapkan dengan makalah ini tujuan
yang ingin dicapai adalah:
1.
Memahami konsep populasi secara tepat individu
sejenis dalam suatu habitat.
2.
Memahami konsep ukuran dan kepadatan populasi.
3.
Memahami konsep pertumbuhan populasi.
4.
Memahami metode pengukuran populasi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam
penyusunan makalah ini adalah:
1.
Mahasiswa mampu memahami konsep populasi secara
tepat.
2.
Mahasiswa mampu memahami konsep ukuran dan keadatan
populasi.
3.
Mahasiswa mampu memahami konsep pertumbuhan
populasi
4.
mahasiswa mampu memahami metode pengukuran
populasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu
jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu-
individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak
semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran
informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup
disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan
sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu
kelompok yang disebut populasi
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok,
dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan
kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca
yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk
melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara
terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa
terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional
Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi
geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan
pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain
bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi
di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua
populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat
berlangsung.
2.2 Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri
yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu
yang berinteraksi satu dengan lainnya
1.
Ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun
mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a.
Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si
fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu
(umur)
b.
Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir,
tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
c.
Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan
respons terhadap perubahan lingkungan
d. Mempunyai
hereditas
e.
Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh
faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam
hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang
lama.
2.
Ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan
pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu
itu sendiri, antara lain:
a.
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi
berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas,
migrasi, imigrasi, emigrasi.
b.
Sebaran (agihan, struktur) umur
c.
Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.
Dispersi(sebaran individu intra populasi
2.3 Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan
ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah)
individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan
berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per
hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang
per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung
kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada
jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn
kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total,
sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang
benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik
(kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,
Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk
kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran
kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran
kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan
menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih
berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode
menggunakan sample (sampling).
1.
Kerapatan
mutlak
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:
a.
Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)
Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk
mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode
ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya
menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan
untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya
jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain
b.
Metode Sampling (cuplikan)
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu
cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan
hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah
penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula
dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan
antara lain:
a.
Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat
berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang
umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang
diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh
area yang diselidiki.
b.
Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”,
metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu- individu yang tidak
bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.2. individu- individu yang
diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.3.
tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
Metode removal (pengambilan)
metode
ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi
dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1.
populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.2. peluang setiap individu
populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.3.
probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah
sama.
2.
Pengukuran
kerapatan nisbi (relatif)
Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif
adalah sebagai berikut :
·
Menggunakan perangkap
·
Menggunakan jala
·
Menghitung jumlah felet faeses
·
Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi
dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu
·
Tangkaan persatuan usaha
·
Jumlah artifakta
·
Daya makan
·
Kuesioner
·
Sensus tepi jalan
·
Umpan manusia
2.4 Parameter Utama Populasi
1. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya,
melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu
melalui aktifitas perkembangan.
Laju
natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada
dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
A.
fertilitas
tingkat kinerja perkembangbiakan yang
direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah
telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
B.
fekunditas
tingkat kinerja potensial populasi itu untuk
menghasilkan individu baru.
Dalam
ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: 1.natalitas maksimum= n. mutlak
(absolut)=n. 2. natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi
lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.
2.Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi.
Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:
a.
Mortalitas = mortalitas yang direalisasikan
yakni,matinya individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
b.
Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya
individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan mati
semata- mata karena usia tua.
3.Emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.
·
Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu
populasi.
·
Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam
suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan
·
Migrasi : menyangkut perpindahan
(gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.
2.5 Distribusi Individu dalam Populasi
Distribusi individu dalam
populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola
penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:
1. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs
dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi
lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu
lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians
(s2) yang sama dengan rata-rata (x).
2. Teratur (Seragam, unity):
Pola
sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi
persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori
terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif
jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini
di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)
3. Mengelompok (Teragregasi,
Clumped)
Merupakan
pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu
sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan
lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2)
yang lebih besar dari rata-rata (x)
2.6 Struktur Umur Populasi
Untuk menggambarkan sebaran umur
dalam populasi, dapat di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam
bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau
persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai
balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada
tiga bentuk piramida umur populasi, yakni :
1.
populasi yang sedang berkembang
2.
populasi yang stabil
3.
populasi yang senesens (tua)
2.7 Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem
dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi,
yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a.
Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing
dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik
pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua,
ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan
komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme
herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah
karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora
tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap
tingkat trofik.
b.
Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang
membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang
lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah
ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap
tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida
biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat
tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka
biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang
lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
c.
Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi
informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida
energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama.
Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi
dalam ekosistem.
Pada
piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik
terjadi karena hal-hal berikut.
1.
Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2.
Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan
dan dikeluarkan sebagai sampah.
3.
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian
dari tubuh organisme.
2.8 Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran populasi:
•
Distribusi sumberdaya
•
Perilaku sosial (pada hewan)
•
Faktorlain (interaksiorganisme,
tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)
Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan
faktor penting untuk analisis dinamika populasi
Pertumbuhan
Populasi
Suatu populasi akan mengalami
pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju
kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk
pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk
kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S)
1. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini
terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu
ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi
yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian
berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid
ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif).
Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase
logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra
spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang
kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan
asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat
meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung
suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah
atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.
2.9 Faktor pembatas pertumbuhan populasi :
•
Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
•
Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
Faktor pembatasmenyebabkan spesies menerapkan
strategi untuk bertahan hidup.
Kelangkaan
Hewan
Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya
intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area
yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh
makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering
dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab
daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada
halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah
penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (=
terlokalisasi).
Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan yang berkaitan dengan
tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut:
1. Habitat hilang atau mengalami
degradasi
Manusia
banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Gangguan habitat itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang
mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa
contoh habitat yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh
perbuatan manusia adalah sebagai berikut.
a.
Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman.
Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah
perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan
tumbuhan lain di tebang habis.
b.
Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit
yang di gunakan orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan
dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak di huni oleh
hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di tempat tersebut dapat merusak terumbu
karang
2. Fragmentasi habitat
Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan
pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak menghilangkan
habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang
menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat
terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hewan terkungkung pada
lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan berkembangbiak
secara optimal.
3. Pemburuan komersial.
Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang
sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.
4. Faktor lain
Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya
Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat
panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar,
masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan kawasan tersebut menjadi
dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di
kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara
hewan-hewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan
tersebut.
2.10 Dinamika Populasi
Merupakan ilmu yang mempelajari
pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter
populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya
mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan
mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi
sepanjang waktu. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu
berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah
populasi tersebut. Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi
mengungkapkan bahwa bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu,
ada kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan
menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada lemming,
binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang sangat dingin dibelahan
bumi utara. Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat banyak,
lalu terlihat binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini terjadi
karena persediaan makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenai lemming
yang bunuh diri muncul berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan menyeberangi
sungai untuk mencari makan. Ketika mencapai laut, mereka juga mencoba
menyeberangi laut tersebut dan akibatnya mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi.
Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density
dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) : faktor yang
mengendalikan populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan
populasi yang kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan
mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) :
faktor yang mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi.
Contohnya : kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam
dinamika populasi adalah:
1.
Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2.
Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3.
Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian
individu dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan
jumlah individu dalam populasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dinamika populasi adalah
pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah
individu-individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat
melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu
:ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya
Ukuran populasi menyatakan
banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah
penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit
di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi,
yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi
dapat di ukur dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.
Populasi dapat tumbuh cepat atau
lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka
kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi
oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup
pada umur tertentu.
3.1 Saran
Mungkin hanya itu yang dapat
penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini dan penulis menyadari masih
banyak kekurangan baik dari segi paparan materi ataupun penulisan. Penulis
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya tugas berikutnya yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto,
pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Tim
Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED
Zulkifli,
hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
www.google.co.id//ekologi
hewan//populasi hewan/d/?//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar