SAMPUL
Mata kuliah : Al-Islam Kmuhammadiyahan V
Dosen :
Dr. Nurhayati M, M, ag
MAKALAH
ZAMAN KEJAYAAN ISLAM DI BIDANG IPTEKS DAN SEBAB-SEBAB
KEMAJUAN UMAT ISLAM DI BIDANG IPTEKS
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
1 AB
MUHAMMAD
SYAFRIADI
AMRAN
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
Memanjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, serta dukungan dari semua yang penulis
cintai, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Karya
monumental umat Islam dalam IPTEKS”. Adapun
salah satu maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas kami yaitu
mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan V.
Keberhasilan penulis dalan menyelesaikan makalah ini tidaklah semata-mata karena kemampuan sendiri,
melainkan banyak pihak yang membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Para teman atau
sahabat yang telah memberikan dukungan kepada penulis serta gagasan atau
motivasi bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dan semua pihak yang terlibat.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah, untuk itu penulis
mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dalam hal menambah ilmu dan
wawasan para pembacanya.
Parepare, 29
Oktober 2015
Penyusun,
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebangkitan
Islam merupakan sebuah fenomena kesejarahan apabila kita melihat segala
sesuatunya dengan sejarah. Kebangkitan Islam ditandai dengan menumbuhkan kembali semangat iman, menghilangkan stagnasi
pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Semangat kebangkitan ini mendorong
rakyatnya untuk berpikir mengapa kejatuhan dan kehinaan menimpa umat Islam sehingga umat ini hanya
dipandang sebelah mata bahkan mereka menutup mata akan umat ini.
Beranjak
dari kesadaran ini, umat Islam seharusnya kembali menoleh ke belakang dan
mengambil pelajaran dari sejarah ini.
Dengan sejarah, kita akan melihat kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah SAW
dan Khulafaurrasyidin dan bagaimana mereka membawa dan mengibarkan panji-panji
Islam di seluruh penjuru dunia.
Dalam hal
ini, Al-Qur’an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil (awal
surat Al-Israa’) dan al-Hadits yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu
setiap satu abad.
Walaupun di berbagai sisi terdapat
beberapa hal yang ditunjukkan dalam upaya kebangkitan Islam pada ranah politik,
ekonomi maupun sosial. Tidak syak lagi bahwa sejarahlah yang mendasari itu
semua. Sejarah merupakan peristiwa yang unik dan hanya terjadi sekali di waktu
yang lampau sehingga walaupun memiliki kesamaan atau dapat disebut pengulangan
sejarah, dapat dipastikan suatu sejarah itu memiliki keidentikkan tersendiri
begitupula dengan sejarah Islam. Sejarah yang dimulai dengan datangnya Islam,
perkembangan hingga kedigdayaan dan keterpurukkan Islam, penerapan masyarakat
madani pada zaman kontemporer serta tanda-tanda kebangkitan Islam akan penulis
terangkan disini dalam upaya menunjukkan titik-titik kebangkitan Islam.
1. Bagaiamana
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS ?
2. Bagaimana Sebab-sebab
Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS
?
1. Untuk
Mengetahui Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.
2. Untuk
mengetahui Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kaum muslimin, pernah memiliki
kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi pusat sebuah peradaban
modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi
ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,
yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini
Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, Montgomery Watt
menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam
tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran
agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam,
telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk
belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.
Terjemahan buku-buku bangsa Arab,
terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi
pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad.
Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya
memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti
Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat
dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan,
filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Kekhilafahan Abbasiyah
tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-923 H. Diawali oleh
khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil
Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767
tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam
dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di
era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang
mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol
dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni
oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah
pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di
negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar
mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini
membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya berdampak cukup besar
bagi peradaban dan kesejahteraan umat pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa
ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur
mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di
Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra
Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana
terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa
kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi
pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah
yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi
referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu
Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Sebelum Islam
datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju,
bahkan lebih percaya tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di
Barat, jika ada orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat
kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan
garam. Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu
adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa
orang itu menjadi gila karena kerasukan setan
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya
khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan
memuliakan pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui
sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid,
yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala
bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Kecanggihan
teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya.
Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel. atau
menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana
al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M.
Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota
Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi
referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu
Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu
tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel
besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi
teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur
Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab. Peradaban Islam
memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery,
tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa.
Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.
Berikut ini
adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh terhadap ilmu
pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih digunakan.
1.
Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu
aljabar di dalam matematika.
2.
Ibnu sina ia adalah:
membuat buku tentang kedoteran
3.
Jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai
bapak kimia
4.
Albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan
tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai
bapak antropologi, idiologi
5.
Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat
kitab untuk menyembuhkan luka pada saat oprasi
6.
Ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang
mengurai bagai mana mata bekerja
7.
Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang
penyakit cacar dan juga alergi asma dan demam sebagai daya mekanisme tubuh.
Jadi wajar jika
Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama
buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di
perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu,
Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang
dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da
Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso
X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan
kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum banyak
dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya,
merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai
400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga
memudahkan pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki
sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya.
Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan
Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.
Disamping
secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme
dan alam pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi
terbelakang. Islam mengalami kebangkitan intelektual dan kultural yang
sepektakuler dengan revolusi pemikiran dan budaya Islam yang bercorak peradaban
baru, menyambung matarantai peradaban sebelumnya (Yunani, Babilon, dan Persia).
Islam yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan saintifik yang puncaknya
pada era Abasiyyah.
Secara umum
menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di
dunia Islam saat itu yakni :
1.
Kesungguhan
dalam mengimani dan mempraktikkan ajaran Islam sehingga lahirlah
individu-individu unggul.
2.
Motivasi agama.
3.
Faktor sosial
politik.
4.
Faktor ekonomi.
5.
Faktor dukungan
dan perlindungan penguasa saat itu
BAB III
PENUTUP
Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah
mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang luar biasa. Bahkan Eropa pun
seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di bidang IPTEK.
Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah telah berakhir dan
hanya menjadi kenagngan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus
senantiasa berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di
zaman serba modern ini kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung. Kemajuan
IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak
menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing .
Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa
terdapat tiga kelompok yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen
bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan
mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK
moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya
IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Penulisan makalah ini disadari jauh
dari kesempurnaan, tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Baiquni, A. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan,
dan Teknologi PT Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta. 1996.
Farhana. Peradaban
Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan Kemajuan Media ilmu.
Henra G.kemunduran umat islam dalam
IPTEKS
W Wisnu, Arya. Melacak
Teori Einstein dalam Al Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar