SELAMAT DATANG DIBLOGKU

SELAMAT DATANG DIBLOGKU
SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 21 November 2014

MAKALAH TIPE INTERAKSI DALAM EKOLOGI




TIPE INTERAKSI DALAM EKOLOGI














DISUSUN OLEH:
NAMA :                                                                 NIM :
MUHAMMAD SYAFRIADI          213 170 001



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014

KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Tipe Interaksi “. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekologi pertanian.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengetahui dan memahami tentang Tipe Interaksi  serta menyadari perlunya mempertahankan Tipe Interaksi yang nantinya dapat diaplikasikan untuk menambah wawasan.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.



                                                                                    Parepare, 15 Oktober 2014

                                                                                    Penulis,
                                                                                    Muhammad Syafriadi










DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULi














BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali ini kami akan membahas mengenai interaksi antar spesies. Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam individu (populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan kekerabatan antar satu sama lain.  Namun hubungan atau interaksi antar satu sama lain, dapat menguntungkan satu pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu pihak. Maka dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain : Tipe-tipe Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik. 
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara.
Pembahasan pertama yakni tipe - tipe interkasi antar-spesies, dalam interaksi ini secara teori, spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dan membentuk interaksi yang positif, negatif,maupun NOL. 
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.      Netral
2.      Predasi
3.      Parasitisme
4.      Komensalisme
5.      Mutualisme
Adapun persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan  pertumbuhannya.

1.2  Rumusan masalah

1.      Bagaimana interaksi spesies dalam ekologi dan
2.      Sebutkan macam-macam interaksi spesies.

1.3  Tujuan

1.        Untuk memahami interaksi spesies dalam ekologi
2.        Untuk mengetahui macam-macam interaksi spesies.





















BAB II

KERANGKA TEORI
                                                                                                             
Menurut (Irwan 1992),  interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat).
Menurut (Indriyanto,2006), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas.
Menurut (Einhellig, 1995a), fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme.


















BAB III

 PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Interaksi dalam ekologi

Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan 1992) interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Organisme-organisme laintentu ada didalam situasi natural, dan merupakan bagian yang melengkapi lingkungan. Mereka sangat penting karena dapat menyediakan bahan makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan melengkapi kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang merupakan tetangga yang tidak diinginkan. Interaksi yang bermacam-macam dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu simbiosa dan antagonisma.  Didalam golongan pertama kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat keuntungan, sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan. 
Simbiosa berarti hidup berdampingan. Pada simbiosa mutualisme kedua organisme saling diuntungkan. Pertumbuhan dan survivalnya diuntungkan karenanya, dan dalam keadaan wajar organisme tidak dapat lestari apabila terpisah dari partnernya. Plankton-plankton, mahluk tumbuhan atau hewan yang hidup melayang-melayang didalam air banyak yang merupakan mutualisme. Tumbuhan leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga menjalankan simbiosa semacam, dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar. Bakteria mendapat karbohidrat dan bahan lain, sebaliknya bakteria mengikat gas nitrogen dari udara dan diberikan kepada induk-semangnya. Pada simbiosa komensalisme satu pihak saja yang diuntungkan sedang pihak yang lain tidak mendapat dan tidak menderita apa-apa. Termasuk ini ialah tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan lain, seperti anggrek, lumut pohon, dan tumbuhan lain yang bergelantungan didahan pohon , dan juga hewan-hewan yang hidup di pepohonan seperti katak pohon dan sebagainya. Tumbuhan atau hewan tersebut tidak menghisap makanan dari partnernya hanya numpang tempat tinggal. Yang termasuk kategori interaksi antagonid ialah antibiosa, eksploitasi dan kompetisi.
Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari metabolismenya. Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme, yang memenuhi suatu lingkungan, sering menghambat mahluk lain untuk melangsungkan hidup. Ada kalanya ada bahan produksi khusus yang antagonistik terhadap spesies lain. Cendawan sering kali mengeluarkan bahan semacam itu, seperti pinicillin, streptomycin, auromycin, ialah bahan antibiotik yang dapat membunuh bakteria-bakteria tertentu.
3.2 Jenis – jenis Interaksi
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :
1.        Kompetisi
Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
2.        Endimis sirpentin
Endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Di dalam suatu pulau dapat terbentuk wilayah/habitat endemik karena adanya proses pembentukan  batuan kapur, batuan serpentin, batuan vulkanik atau batuan lainnya. Pada konteks endemisitas, terbentuknya habitat dari batuan serpentin menyebabkan terbentuknya jenis tumbuhan endemik serpentin. Komunitas tumbuhan pada area serpentin umumnya kerdil dan umumnya hanya tumbuh pada habitat tersebut. Habitat ini umumnya berupa area terbuka dan berbatu, dengan vegetasi umum berupa tumbuhan semak dan terkadang pohon dengan daun keperakan atau kecoklatan karena struktur bulunya bersifat memantulkan cahaya.
Tanah serpentin juga memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti kromium, kobalt, dan nikel. Serpentin juga kaya serat silika yang dikenal dengan nama asbestos. Mineral asbestos ini lebih banyak merugikan manusia daripada tumbuhan karena dapat menyebabkan kanker. Tantangan lain pada tanah serpentin adalah   ketiadaan zat hara (nutrisi). Kandungan kalsium (Ca) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg tinggi. Contoh tumbuhan yang hidup ditanah serpentin adalah sebagai berikut :
3.        Halofit
Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada kondisi kadar garam yang tinggi (salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk kelenjar garam yang terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Tumbuhan halofit merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu tergenang ataupun terkadang tergenang air laut. Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu, tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi lingkungan tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Tidak semua halofit setara dalam toleransi garam, dibedakan intoleran, fakultatis, dan obligat.Tetapi kebanyakan halofit adalah  intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada salinitas rendah dan menurun pada salinitas naik. Tumbuhan yg hidup subur di daerah atau lingkungan (tanah) yg berkadar garam tinggi, msl rumput inggris; Armeria maritina
4.        Kompetisi dan Niche
Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi adalah posisi atau status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat dan makanannya.
Kompetisi adalah salah satu bentuk interaksi antar dua atau banyak individu apabila suplai sumber yang diperlukan bersifat terbatas. Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi. Kompetisi dibedakan menjadi dua, yaitu kompetisi intraspesifik dan interspesifik. Intraspesifik adalah persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan atara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama.
5.        Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi yang menekan satu organisme, sedangkan yang lain tetap stabil atau salah satu organisme dirugikan tapi organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.. Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif, dimana salah satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh.  Contohnya adalah jamur Penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu membunuh bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Salah satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Bagian interaksi alelokemis yang melibatkan hanya tumbuhan saja disebut alelopati.
6.        Interaksi Alelokemis pada  Level Produser – Dekomposer
Kebanyakan dekomposer dalam tanah yang serasah dibawah suatu komunitas dipengaruhi spesies tumbuhan yang menggugurkan serasah penitrasi akar dalam tanah. Tanah dibawah hutan conifer umumnya asam karena serasah conifer bersifat asam dan dekomposisinya mempengaruhi PH tanah. Sebagai hasil, fungi medominer mikroflora
7.        Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig, 1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun tidak terhadap organisme lain (Weston, 1996).
Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui berbagai cara yaitu :

a.       Penguapan

Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.

b.      Eksudat akar

Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat. Lantana atau Saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya.

c.       Pencucian

Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.

d.      Pembusukan organ tumbuhan

Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya  dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.

e.       Alelokemis pada level Produser-Herbivora

Interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Untuk hebivora tertentu, semua spesies tumbuhan rasanya tidak harus sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa dimakan dan sangat disenangi dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi tidak ada.

f.       Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya

Tumbuhan epifit artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar tumbuhan lain. Tumbuhan yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang ditumpangi (komensalisme). Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh pada ranting atau batang pohon tumbuhan berkayu.

g.      Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya

Tali putri yang berwarna ilmiah Cuscuta sp, warnanya yang kuning keemasan akan tampak cemerlang jika mendapat sinar matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya pada tumbuhan melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan parasit yang bisa membunuh inangnya.
Di dalam komunitas terdapat hubungan antara populasi dan juga spesies. Hubungan ini ada yang menguntungkan tetapi ada juga yang merugikan spesies lain. Jenis dan Tipe Interaksi antara spesies dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Neutralisme merupakan interaksi yang tidak ada spesies atau populasi yang dipengaruhi oleh yang lain. Lambang Interaksi (0 , 0)
2.      Kompetisi : tipe gangguan atau campur tangan secara langsung Rintangan atau penghambatan secara langsung dari masing-masing spesies oleh yang lain. Lambang Interaksi ( - , - )
3.      Kompetisi : tipe penggunaan sumberdaya alam Rintangan atau penghambatan secara tidak langsung; pada umumnya terjadi ketika persediaan sumberdaya alam kurang atau terbatas. Lambang Interaksi ( - , -)
4.      Amensalisme : Spesies atau populasi pertama dihambat atau dirintangi, sedangkan spesies atau populasi kedua tidak mendapat akibat apa-apa. Lambang Interaksi ( - , 0 )
5.      Parasitisme : Spesies atau populasi yang pertama adalah parasit yang memperoleh keuntungan sedangkan spesies kedua adalah inang (yang menderita). Lambang interaksi ( + , - )
6.      Predasi (Pemangsaan) : Predator (organisme yang memangsa) mendapat keuntungan, sedangkan prey (organisme yang dimangsa) menderita (dirugikan). Lambang Interaksi ( + , - ).
7.      Komensalisme : Spesies pertama ssebagai komensal mendapat keuntungan, sedangkan spesies kedua adalah inang yang tidak berakibat apa-apa. Lambang Interaksi ( + , 0 ).
8.      Protokooperasi : Interaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, tetapi asosiasi bukan merupakan keharusan. Lambang Interaksi ( + , + ).
9.      Mutualisme : Interaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, dan asosiasi ini merupakan keharusan. Lambang Interaksi ( + , + ).
Keterangan :
Interaksi ( + ) atau memberikan dampak positif.
Interaksi ( - ) atau memberikan dampak negatif.
Interaksi ( 0 ) atau tidak ada/kosong.










BAB IV

PENUTUP
1.      Bedasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 
2.      Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas,
3.      Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
4.      Macam-macam interaksi spesies adalah sebagai berikut :
a.       Kompetisi
b.      Endimis serpentin
c.       Halofit
d.      Kompetisi dan Niche
e.       Amensalisme
f.       Interaksi Alelokemis pada Level Produser-Dekomposer
g.      Alalopati
h.      Alelokemis pada Level Produser –Herbivora
i.        Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
j.        Interaksi antar Tali Putri dengan Inangnya

4.2 Saran

Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnnya mengenai interaksi spesies, agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.
Kritik dan saran tetap kami terima agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna untuk diri saya peribadi dan khususnya untuk pembaca.







DAFTAR PUSTAKA

Anonym a, http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/ Di akses tanggal 3 oktober 2012.
Budy wilarso Sri.Interaksi tumbuhan dan factor pembatas.Erlangga.jakarta.
Tarumingken C. Rudy.1994.Dinamika populasi.Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar