SELAMAT DATANG DIBLOGKU

SELAMAT DATANG DIBLOGKU
SEMOGA BERMANFAAT

Sabtu, 01 November 2014

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH



 

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM  DASAR-DASAR ILMU TANAH
 
MUHAMMAD SYAFRIADI
 213170001



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014

 

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan saya tentang praktiku “ILMU DASAR TANAH” dapat terselesaikan pada waktunya.
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa supaya dapat meningkatkan pemahaman dalam memahami materi ”Ilmu dasar tanah”
Saya sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam menyelasaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan saya ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing maupun rekan mahasiswa sekalian demi kesempurnaan laporan saya ini.
Akhir kata semoga laporan tugas saya ini bermanfaat bagi kita semua.
                       
Parepare, 2 Juni 2014
                                        
Penyusun,
Muhammad syafriadi

 









SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah tubuh alam (pedology). Joffe dan marbut tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat bekrjanya gaya2 alam trhadap bahan alami . Hukum jenny (1941)
T  = f (BI, I, T, W)
Tanah kajian tentang tanah dari sudut pandang tumbuhan tinggkat tinggi mempertimbangkan sifat-sifat tanah dalam hubungannya dengan produksi tanaman (edaphology).
Tanah organik, tanah yang mengandung BO > 20% (selalu tergenang) atau 12-18% (tergantung kandungan liatnya).  Tanah  mineral tanah yang terbentuk akibat pelapukan BI tanah bagian atas secara baik biologi, kimia, maupun fisika, dengan kangdungan BO relatif rendah (± 1-10%).
Pelapukan fisika di pengaruhi oleh, kelembaban, dsb. (terutama unsur iklim dan tenaga fisik seperti angin, tekanan dsb). Pelapukan fisika adalah proses mekanika dimana batuan batuan pecah menjadi pragmen berukuran kecil tampa adanya perubahan sifat kimia. Batuan mempunyai mineral-mineral yang berbeda sifak fisik dan kimianya, jika suhu berubah dengan tiba-tiba mineral tersbut memuai dan mengerut sehingga memungkinkan batuan tersebut pecah. Air menyebabkan pelpukan fisi pada batuan beberapa cara, jika air memasuki celah batuan dan membeku disana, maka volumenya bertambah dan dapat memberikan tekanan pada batuan sehingga batuan pecah butir hujan dapat merusak dan mengikis batuan dan mengankut partikel-partikel tersebut.
Pelapukan kimia dipengaruhi terutama oleh air tanah, mikroba tanah dsb. Pelapukan kimia terjadi biasanya dipermukaan batuan yang mengakibatkan hilangnya sebagian mineral dan terbentuk mineral baru atau produk sekunder.
Proses pelapukan secara kimia adalah sebagai berikut:
Pelarutan mis garam dapur larut dalam air , hadrasi adalah kombinasi melekul air dengan mineral umpama;
2Fe2O3 + 3 H2O  2Fe2O3. 3H2O
Hematit       Air             Limonit
Hidrolisis : tergantung pada dissosiasi air mejadi ion H + ion OH.
KAISi3O8 + HOH ______ HAISi3O8 + KOH
OrtoKlas                     Asam silikat
Oksidasi 4 Fe O +O2 _____ 2Fe2O3
              Fero oksida   Hematit
Reduksi : kebalikan dari oksidasi. 2 Fe2O3 ______ 4 FeO + O2.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa manfaat dari praktikum ?
  2. Bagaimana cara menghitung hasil dari praktikum ?
  3. Apa itu profil tanah, berat jenis, kerapatan partikel, porositas tanah, reaksi tanah dan penetapan kadar air tanah ?

1.3 Tujuan Praktikum

  1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu profil tanah, berat jenis, kerapatan partikel, porositas tanah, reaksi tanah dan penetapan kadar air tanah.
  2. Agar mahasiswa dapat mengetahui manfaat profil tanah, berat jenis, kerapatan partikel, porositas tanah, reaksi tanah dan penetapan kadar air tanah.
  3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung hasil dari praktikum profil tanah, berat jenis, kerapatan partikel, porositas tanah, reaksi tanah dan penetapan kadar air tanah.




BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah

Sumber daya tanah senantiasa membutuhkan pengenalan dan pengamatan krakteristik tanah baik, fisik, kimia, maupun biologi, pengenalannya diawali dengan pengamatan lapang, untuk dapat melakukan dibutuhkan latar belakang pengetahuan yang cukup. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Tanah di kenal sebagai rupa alam yang dimiliki tiga di mensi yaitu, dimensi kedalam, dimensi tersebut mengalami perubahan bukan hanya pengaruh “in site” juga faktor-faktor alam lainnya bekerjanya pengaruh tersebut menimbulkan perbedaan penampakan pada setiap jenis tanah. Kenampakan yang diamati dilapang terutama sifat-sifat fisik, sebagian sifat kimia dan aktivitas mikroorganisme tanah. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Pencatatan dilakukan meliputi: warna, tekstur, PH, ketebalan Horizon dan kedalaman tanah, sifat perkaran, konsistensi, stuktur, adanya karatan atau konkresi, dan lain-lain. Hasil yang di dpat diarahkan kebentuk lebih lanjut berupa klasifikasi tanah, dan evaluasi lahan, dengan tindakan paket teknologiyang di butuhkan. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Dilapang pengamatan dilakukan melelui penampan tanah disebut profil tanah untuk kepentingan analisis laboratorium dari setiap profil tanah dilakukan sampling sebagai pewakil. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)

2.2 Berat jenis tanah

Bulk density (berat jenis suatu tanah) adalah besar massa tanah persatuan  volume, termasuk butiran padat dan ruang pori, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3. Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa pori-pori tanah dengan gr/cm3. Sampel tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air. Sedangkan absorpsi air dalam tanah didrasi dengan selaput parafin (Pairunan,1985).
Tanah yang lepas dan berkumpul akan mempunyai berat persatuan volume yang mudah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. Butiran-butiran pasir letaknya cenderung untuk erat satu sama lainnya. Kandungan bahan-bahan organik rendah dari tanah berpasir dan mempertinggi kerapatan massa, sebaliknya butir-butir tanah yang permukaannya halus, mempunyai letak yang tidak begitu erat satu sama lainnya. Hal ini akibat kenyataan bahwa permukaan tanah relatif berbutir-butir. (Buckman dan Brandy, 1982)
Berat jenis tanah ini adalah berat suatau massa ( unit volume) tanah. Satuannya adalah gram/cm3 volume tanah meliputi volume padatan tanah dan pori-pori tanah diantara zarah-zarah tanah ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014).
Tanah yang lebih pdat mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari tanah yang sama tapi kurang padat. Bulk distiny dilpsan A tanah-tanah mineral pada umumnya berkisar 1-1,6 gram/cm3. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)

2.3 Kerapatan partikel

Salah stu cara mengutarakan berat tanah adalah yang di sebut particel distiny. Ini didenifisikan sebagai berat dari suatu volume kepdatan tanah jenisnya yang dimaksud volume tanah adalah volume tanah saja. Jadi tidak termasuk volume ruang-ruang yang terdapat diantara zarah-zarah tanah. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Particel distiny  dinyatakan dalam berat (gram) tanah per satuan volume tanah . jadi bila 1 cm padatan beratnya adalah 2,6 gram, maka particel distiny tanah tersebut adalah 2,6 gram/cm3. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Pada unumnya kisaran particle distiny tanah-tanah mineral kecil yakni 6,2 – 2,93 gram/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarts, peldsfar, dan silikat koloidal, yang merupakan komponen tanah mineral yang utama dan berat mineral-mineral tanah sekitar angka tersebut. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Nilai particel distiny dapat di hitung dengan rumus :
        Berat Tanah Kering Oven
      PD= ____________________________________
          Volume Partikel Padat

2.4 Porositas Tanah

Porositas tanah merupakan istilah yang diperuntukan bagi pori yang terdapat pada tanah ada dua jenis pori, yakni pori makro dan pori mikro. Pori makro pada kondisi kapasitas lapang ditempati oleh udarah dan mikro diisi oleh air. Pori tanah sangat berguna bagi pentrasai akar akan mudah kedalam tanah. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Untuk menghitung porositas tanah digunakan rumus sebagai berikut:
Berat jenis tanah ( Bulk Density)
%pori=100%-  ________________________________________________* 100%
Kerapatan partikel ( particel density)
Porositas tanah adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air ddan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk-keluar tanah secara leluasa , sebaliknya jika tanah tidak poreus. (Hanafiah, 2008)
Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air.  Dari sinilah perbedaan air dan udara bagi akar dan tanaman yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk proses pertumbuhan.  Jumlah air yan g bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori yang ada dalam tanah tersebut.  Besar ruang pori tanah nervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah. (Hakim, dkk, 1996)

2.5 Kadar Air Tanah

Yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air jika tanah dikeringkan di dalam oven yang bersuhu 1050C, samapai diperoleh berat kering tanah yang tetap. Kandungan air tanah dinyatakan dalam persentase berat. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)

Berat basah - berat kering
Berat kering oven = ----------------------------------------------* 100%
Berat kering
Dalam laporan analisa berat tanah dinyatakan dalam berat kering oven. Perhitungan dengan menggunakan berat tanah basah tidak sesui karane akan brvariasi menurut kadar ai tanah. Dalam banyak keperluan analisa, contoh tanah dari lapang di kering udaraan, kemudian disimpan, tanah kering udara ini masih, mengandung air sebagai air higroskopis. Cara mengetahui atau menhitung air higroskopis sebagai berikut:
                                100     
Berat kering oven =-----------------* berat kering udara
KA
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut  dalam tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler. (Hardjowigeno, 2003)

2.6 Reaksi Tanah

Kesamaan tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat hubungan pH dengan proses pembentukan tanah. pH atau reaksi tanah di denifisikan sebagai berikut;
pH = Log H
Kesamaan tanah di tmukan oleh dinamika ion H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat suspensi tanah berada dalam keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap. Bila dinamika H+ dalam larutang tanah berkurang, maka H+ pada kompleks yang akan masuk kedalam larutan suspensi, akibat dari situ maka di kenal dua kesamaan yaitu kesamaan aktif dan potensial. Kesamaan aktif di sebabkan oleh H+ didalam larutan, sedangkan kesamaan potensial disebabkan oleh H dan Al yang terjerap pada permukaan komplesk jerapan. ( Iradhatullah Rahim, dkk, 2014)
Pengaruh konsentrasi ion H+ terhadap akar tanaman dan ketersedian hara bagi tanaman pada PH rendah di sebabkan oleh:
1.        Peningkatan lansung oleh ion H+
2.        Tergantungnya penyerapan Ca dan N
3.        Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman.
4.        Berkurangnya ketersediaan Mo dan P
5.        Berkurangnya kandungan basa-basa Ca Mg dan K
Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain, pH tanah = - log  [H] tanah. Bila konsentrasi ion H bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen. Ion H lebih banyak dijerap daripada ion OH, maka ion H lebih pekat di dekat permukaan koloid, sedangkan OH sebaliknya. Dengan demikian pH lebih rendah di dekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid. (Hakim, dkk. 1986)








BAB III

3.1 Waktu dan tempat Praktikum

Kegiatan praktikum yaitu tentang pengambilan sampel tanah dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2014, menghitung berat jenis tanah, menghitung PD, menghitung porositas tanah dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2014. Reaksi tanah dan penetapan kadar air tanah dilaksanakan pada 30 Mei 2014 pukul 14.00 Wita.
 Di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Parepare, laboratorium agroteknologi.

3.2 Alat dan Bahan

Alat:
1.    Ring
2.    Oven
3.    Gelas ukur
4.    Timbngan
5.    Vortex mikxer
6.    Kartong plastic
7.    Jangka sorong
8.    Label
Bahan:
1.    Tanah biasa
2.    tanah agregat ( bongkahan)
3.    tanah utuh

3.3  Metode Praktikum

3.3.1 Praktikum Lapangan

Pada praktikum dilapang kita mengambil 3 sampel tanah yang berbeda yaitu tanah biasa, tanah bongkahan, dan tanah utuh. Kemudian tanah tersebut disimpan dalam ring lalu dimasukkan kedalam oven untuk mendapatkan berat kering tanah.

3.3.2 Praktikum Laboratorium

1. Berat Jenis Tanah
1)    contoh tanah diambil dilapangan dengan tabung
2)    timbang contoh tanah dengan tabungnya (a gram)
3)    timbang berat tabungnya (b gram)
4)    berat tanah ( a-b) gram
5)    hitung berat jenis tanah dengan rumus
2.      Particle Dinsity
1.    tambahkan sejumlah tanah ( 40 gram) dan aduk dengan baik untuk melenyapkan udaranya
2.      bilas dengan gelas pengaduk dan dinding silinder dengan sejumlah volume air (10 ml)
3.      biarkan campuran selama 5 menit untuk dapat melepaskan udaranya dan catat volumenya.
4.      Hitung partikel dinsity (PD) dengan rumus
 Berat Tanah Kering Oven
      PD= ____________________________________ gram/cm3
Volume Partikel Padat
  1. Porositas tanah
1.    Catat hasil perhitungan data BD tanah
2.    Catat hasil perhitungan PD tanah
3.    Masukkan kerumus
Berat jenis tanah ( Bulk Density)
%pori=100%-  ________________________________________________x 100
Kerapatan partikel ( particel density)
  1. kadar air tanah
1.    Timbang cawan petrik kemudian tambahkan 30 gram tanah kering udara.
2.    Keringkan di dalam oven 1050C selama 2 x 24 jam
3.    Keluarkan cawan petridish dan tanah dari oven, dingikan kemudian timbang cawang petridish beserta tanah.
  1. Reaksi tanah
1.      Ambil sampel tanah kering
2.      Masukkan kedalam mesing pengocok
3.      Timbang kemudian hitung pHnya.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Praktikum I Pengamatan Profil Tanah

4.1.1 Hasil

Tabel 1. Hasil praktikum profil tanah
No
Karakteristik
Sampel
1



Warna
Tanah ring
Tanah bongkahan
Tanah biasa
Coklat kehitaman
Coklat terang
Coklat susu
2
Tekstur
Kasar
Berpasir + batu kecil
halus

4.1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dilapangan dapat dilihat bahwa warna tanah ring coklat kehitaman, tanah bongkahan berwarna coklat terang dan tanah biasa coklat susu sedangkan teksturnya sebagai berikut, tanah ring bertekstur kasar, tanah bongkahan bertekstur berpasir + batu kecil dan tanah biasa bertukstur halus.
Tanah terdiri dari beberapa lapisan atau horizon yaitu horizon O, A, B, C, PR. Profil tanah adalah penampang tegak tanah mulai dari permukaan tanah sampai batuan induk, yang tardiri dari beberapa lapisan (horizon). Hor  O :  tinggi kandungan BO (hitam permukaan tanah), Hor A : berkembang dari bahan mineral warna lebih gelap dari horizon B. Hor Elluviasi (= topsoil), Hor B : berkembang dari bahan mineral warna lebih terang dari hor A, hor.illuviasi (= subsoil), Hor C   : (PM=Parent Material)= bahan induk dan PR : (Parent Rock).
Tanah organik adalah tanah yang mengandunag BO > 20% (selalu tergenang) atau 12-18% (tergantung kandungan liatay). Tanah mineral adalah tanah yang terbentuk akibat pelapukan BI tanah bagian atas secara, baik biologi, kimia maupun fisika, dengan kandungan BO relatif rendah (± 1- 10%)





 
                                                 1).  5%


 
        2.)        25%


 


                                                                                4.) 45% 
        3.)        25%



Text Box: 1
 
              BO

        
Text Box: 2              Air



Text Box: 3
 
              Udara



Text Box: 4
 
           Mineral


Diagram lingkaran 1. Komponen utama tanah

4.2 praktimum II berat jenis tanah

4.2.1 Hasil

Diketahui:
Berat tanah dalam ring = 270 ( a gram)
Berat ring                         = 78 (b gram)
Berat tanah (a – b)           = 270 – 78 = 192 gram
Diameter ring                   = 6.9 cm = jari-jari (R) = 6,9/2=3,45 cm
Tinggi ring                       = 3,7 cm
Jari – jari                          = 3,14
Ditanyakan:
BD =...?
Penyelesaian:
Rumus :  
= 3,14. 3,452.  3,7
= 3,14 . 11,90 . 3,7
= 36,29. 3,7
= 138,25 gram/cm3
Berat Tanah kering
BD =-----------------------------------gram/cm3
Volume Tanah
192 gram
     = -----------
                    138,25 cm3
               = 1,38 gram/cm3

4.2.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengmatan diatas menunjukkan bahwa nilai bulk density tanah adalah 1,38 gram/cm3. Hal ini desababkan karena berat tanah yang dikandung telah berkuransetelah dimasukkan kedalam oven dan volumenya juga berkurang, apabila berat berkurang maka volume isi beserta yang lainnya berkurang.

4.3 Praktimum III Kerapatan Tanah

4.3.1 Hasil

Di ketahui :
Berat tanah kering             = 192 gram
Volume dalam gelas ukur  = 200 cm3
Volume Air dan Tanah       = 280 cm3
Volume partikel tanah saja  = (280200)
                                           = 80 cm3
Ditanyakan:
PD=...?
Penyelesaian:
                  Berat Tanah Kering Oven
 PD= ____________________________________
                       Volume Partikel Padat
        192 gram
PD = ----------
         80 cm3
 = 2,63 gram/cm3

4.3.2 Pembahasan

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai particle dinsity untuk setiap lapisan tanah semkin bawah semaking rendah. Tanah inceptisol partilce density sebesar 2,63 gram/cm3. Hal ini dikarenakan pada tanah Alfisols mengandung banyak bahan organic dimana bahan organik memberi pengaruh pada particle density dalam hal ini adalah nilainya. Menurut pairunan,ddk (1985), bahwa bahan organik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai particle density pada tanah.
Tanah inceptisol merupakan lapisan dengan nilai particle density yang rendah atau kecil. Hal ini disebabkan karena bahan organik yang tergantung pada tanah sedikit tidak mengalami pengolahan.kandungan bahan organik pada tanah inceptisol menyebabkan nilai perticle densitynya tinggi, dan lapisan termasuk tanah mineral.
Selain fakto diatas particle dansity juga di pengaruhi oleh topografi apabila di suatu daerah memiliki topografi yang curam maka tanah akanlebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan libih susah untuk menyerap air didalam tanah sehingga tanah akan memiliki volume kepadatan tanah yang besar pula, dengan tanah yanag berbeda topografi pada daerah yang datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi sangat erat hubungannya tekstur tanah.

4.4 Praktikum IV Porositas Tanah

4.4.1 Hasil

Diketahui :
BD = 1,38 gram/cm3
PD = 2,63 gram/cm3
Berat jenis tanah ( Bulk Density)
Ditanyakan:
% pori=...?



Penyelesaian:
                           Berat jenis tanah (BD)
%pori=100%-  --------------------------- x 100
                           Kerapatan partikel (PD)
 1,38 gram/cm3
= 100%--------------------x100
                 2,63 gram/cm3
= 100% - (0,57 gram/cm3 x 100)
= 43 %

4.4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan atas menunjukkan bahwa nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 43 %. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada lapisan tanah mempunyai jumlah pori yang besar.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara tidak lansung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Setelah itu, partikel density juga sangat mempengaruhi juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno.S (1992) bahwa porositas yang tinggi, maka bahan organik dapat memperkecil kerapatan isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga memperbesar porositas tanah.

4.5 Praktikum V Penetapan Kadar Air Tanah

4.5.1 Hasil

Diketahui :
Berat cawan (a) = 36 gram
Berat cawan petridish + tanah kering udara (b) = 36 + 50 = 86 gram
Berat cawan petridish + tanah kering oven (c) = 78 gram
Berat tanah kering udara (b – a) = 86 – 36 = 50 gram
Berat tanah kering oven (c – a) = 73 – 36 = 42 gram
Berat air yang hilang (b – c) = 86 – 78 = 8 gram
Ditanyakan:
Kandungan air tanah (%) =...?
Penyelesaian:
                                             8 gram      
Kandungan air tanah (%)  =------------x 100%
                                             42 gram
                                          = 19,04 %

4.5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian praktikum kami, tanah tersebut memiliki kandungan air tanah sebesar 19,04 % pada percobaan ka1. Menurut hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kadar air atau karena keadaan drainase yang kuarang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi.
Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 1050 C sehingga di peroleh berat tanah kering yang tepat. Dua fungsi saling berkaitan dalam penyedian airyang disimpan keakar-akar tanaman. Jumlah air yang di peroleh tanah tergantung pada kemampuan tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima pada permukaan tanah kebawah.
Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstus tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan grafitasi.

4.6 Praktukum VIII Reaksi Tanah

4.6.1 Hasil

Tabel 1. Mengukur pH tanah dengan menggunakan pH meter
Perbandingan
Volume
pH lama
pH baru
15 : 15
30
5,7
5,7
15 : 30
45
5,5
5,78
15 : 45
60
5,2
5,85
15 : 60
75
5,6
5,89
15 : 105
120
5,1
6,00
15 : 150
165
4,7
6,07
Diagram 1.Pengukuran pengamatan pH tanah dengan menggunakan pH meter
Rumus = pH baru = pH lama + 1/2 log n
                        =( 5,7) + 1/2 log (45/30) = 5,78
                        =(5,7) + 1/2 log (60/30) = 5,85
                        =(5,7) + 1/2 log 75/30  = 5,89
                        =(5,7) + 1/2 log 120/30 = 6,0
                        =(5,7) + 1/2 log 165/30 = 6.07
Diagram 2. Pengukuran pengamatan yang kedua pH tanah

4.6.2 Pembahasan

Dari data perhitungan yang kami dapatkan diperoleh hasil yang berbeda-beda setiap penambahan air, jadi semakin banyak air yang digunakan maka smaking tinggi pH keasamannya.
Pada pengukuran pH tanah terjadi kesalahan karena ada kerusakan pada alat pengukuran pH tanah. Jadi, hasil perbandingan pertama dijadikan data yang tetap untuk mengukur semua pH tanah agar kita dapat pH tanah yang barunya.







BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum I, II, III, IV, V, VIII, dapat disimpulkan bahwa tanah terdiri dari beberapa horizon O, A, B, C, PR. Selain itu tanah memiliki tekstur yang berbeda-beda pada tanah biasa teksturnya berpasir dan kecoklatan kemudian pada tanah bongkahanatau agregat teksturnya mengumpal-gumpal dan barwarna coklat, sedangkan pada tanah utuh teksturnya padat dan berwaran coklat gelap. Tanah juga memiliki volume KA, PD, BD, yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum tersebut diatas maka dapat di tarik kesimpilan sebagai berikut:
1.    Air tanah adalah air yang di perlukan oleh tumbuhan yang bearsal dari dalam tanah.
2.    Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
3.    Penetapan kadar air tanah yang diamati yaitu tanah kering udara, kadar air kapasitas lapang, kadar air maksimum tanah.
4.    Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi.

5.2  Saran

Di harapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang profil tanah dan bagian bagiannya, kepada pembaca mungkin hasil laporan yang kami buat ada yang kurang mohon dimaklumi karena sebagai seorang mahasiswa kami memerlukan masukan-masukan yang bernilai positif yang dapat dituankan dilaporang hasil kami selanjutnya



Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Angkasa, Jakarta.

Davies, J.A. 1979. Estimating surface Radiation Balance and its Components in jensen M.E, et al. 1990. Evapotranspiration and irrigation Water Requirements. ASCE New York.

Hardjowigeno S., 2003. Ilmu Tanah. PT Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung

Kartasapoetra. A. G., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Bhineka Cipta : Jakarta.

Pairunan A, Nenere JL, Arifin, Samosis S.S.R, Tangkai Sari R, Lalopus JR, Ibrahim B, Asmadi H, 1985. Dasar‑Dasar Ilmu Tanah. Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar.

Nurhayati, et al.1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung  University Press.

Rahim, iradhatullah, dkk, 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Parepare: UMPAR press.

Sutedjo, MM dan AG Karta Saputra. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara: Jakarta

Tangkaisari, et al. 1993. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Hasanuddin University of Makassar.


                                                            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar