SELAMAT DATANG DIBLOGKU

SELAMAT DATANG DIBLOGKU
SEMOGA BERMANFAAT

Sabtu, 01 November 2014

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM AGRONOMI POLA TANAM


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM AGRONOMI
  POLA TANAM

MUHAMMAD SYAFRIADI
 213170001


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
 


Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan  laporan praktikum ini.
Terima kasih kepada dosen pengantar agronomi, karena telah memberikan kesempatan kepada Kami untuk membuat laporan tentang Pola tanam sehingga Kami dapat menyusun laporan ini. Serta teman-teman yang telah membantu dalam Pola tanam ini sehingga  laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini tidak lain berisi tentang bagaimana cara mengelolah Pola tanam dari bahan yang ada. Laporan ini juga di buat agar mahasiswa lebih memahami tentang mengelolah lingkungan.
Kami  menyadari masih banyak yang harus disempurnakan dalam laporan ini, untuk itu saya menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga  laporan ini dapat bermanfaat serta memudahkan dalam mempelajari materi ini.


Parepare, 22 April 2014


 Penulis,
Muhammad syafriadi

 



DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum.................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka....................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pola ....................................................................................... 2
2.2 Pengertian Pola tanam............................................................................. 2
2.3 Jagung Manis........................................................................................... 5
2.4 Kacang Tanah.......................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 7
3.3 Prosedur Kerja......................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 9
4.1 Hasil....................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan............................................................................................ 12
BAB V PENUTUP............................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 14
5.2 Saran....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sektor pertanian di indonesia memang bisa dikatakan cukup luas, hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya lahan-lahan pertanian yang terletak di berbagai tempat, oleh sebab itu rata-rata penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Dalam hal ini tentu tujuan utama mereka melakukan tanam adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan hasil mereka dari bekerja. Untuk menghasilkhan hasil yang maksimal maka salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam juga harus mengkondisikan tempat/lokasi dimana tanaman itu akan tumbuh nantinya.
Pola tanam yang paling banyak di gunakan adalah sistim monokultur, sedang Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Selain itu ada juga faktor yang harus diperhatikan lagi, yakni sifat fisika maupun kimia dari tanah tersebut. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada maka pelaksanaan pola tanam tentu akan mempunyai hasil yang baik dan nantinya akan berdampak pada hasil ahir dari tanaman tersebut.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pola tanam ?
2.      Apa manfaat dari pola tanam ?
3.      Bagaimana cara analisis pertumbuhan pola tanam monokultur dan polikultur ?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pola tanam.
2.      Untuk mengetahui manfaat dari pola tanam.
3.      Untuk mengetahui cara analisis pertumbuhan pola tanam monokultur dan polikultur ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanam
tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam.  (Musyafa, 2011)
2.2 Pola tanam
Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. (saiful anwar, 2011)
Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. (Musyafa, 2011)
Faktor yang mempengaruhi pola tanam :
1.        Ketersediaan air dalam satu tahun.
2.        Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut.
3.        Jenis tanah setempat.
4.        Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan.
5.        Kebiasaan dan kemampuan petani setempat.
Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. (Wirosoedarmo, 1985)
Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :
Tumpang campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan  dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau pendampingnya. Tumpang sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur. Tumpang gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen. Tanaman pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara. Penanaman lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan. Pergiliran atau Rotasi tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit tanaman. (Wirosoedarmo, 1985)
Penggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain :
1.        Mixed Cropping 
merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total. Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya.
2.        Relay Cropping 
merupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan sampai selesai panen pada tahun itu.
3.        Strip Cropping/Inter Cropping 
adalah sistem format pola tanam dengan penanaman secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat menekan penggunaan waktu tanam.
4.        Multiple Cropping 
merupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis tanaman (Romulo A. del Castillo, 1994).
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman). (Wirosoedarmo, 1985)
Pada sistem polikultur ini akan memberikan bermacam keuntungan, diantaranya adalah :
1.        Dapat menambah kesuburan tanah. Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogen dalam tanah karena pada bintil akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yang dapat mengikat Nitrogen dari udara. Dan menanam secara berdampingan tanaman yang perakarannya berbeda dapat membuat tanah menjadi gembur.
2.        Meminimalkan hama dan penyakit tanaman. Sistem polikultur dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Menanam tanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama penyakit tanaman salah satu pendampingnya, misalnya : bawang daun yang mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis.
3.        Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan. Menanam dengan lebih dari satu tanaman tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihan ragam tanaman yang tepat dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memiliki nilai harga rendah dapat ditutupi oleh nilai harga tanaman pendamping lainnya.
Sistem penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah :
1.        Persaingan antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah.
2.        Dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam.
3.        Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat. (Harjadi, 1979)
2.3 Jagung Manis
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri, seperti bioenergi, industri kimia, kosmetika, dan farmasi. Dari sisi botani, jagung merupakan tanaman model yang menarik. Sejak awal abad ke-20 ia menjadi objek penelitian genetika yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam. (Anonim, 2014)
2.4 Kacang Tanah
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri, seperti bioenergi, industri kimia, kosmetika, dan farmasi. Dari sisi botani, jagung merupakan tanaman model yang menarik. Sejak awal abad ke-20 ia menjadi objek penelitian genetika yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam. (Anonim, 2014)











BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.2 Alat dan Bahan  
Alat:                                       
1.      Sprayer                            
2.   Cangkul                                 
3.   Tali raffia
4.   Gembor
5.  Alat tulis kertas
Bahan:
1.      Bibit jagung manis
2.      Bibit kacang panjang
3.      Bokashi/pupuk kandang
4.      Pestisida nabati
5.      Pupuk NPK
3.3    Prosedur Kerja
Lahan diolah dengan kedalaman  ±30 cm. Bersihkan dari gulma, kemudian diulangi mencangkul lahan sekali lagi (±30 cm) sambil meratakan permukaan lahan sekaligus dibuat tiga bedengan ukuran 2 m × 4 m. Penanaman dilakukan pada saat keadaan tanah masih cukup lembab. Apabila kondisi tanah kering, maka penyiraman terlebih dahulu. Sebelumnya, tanah diberi pupuk kandang  atau bokashi. Pola tanaman yang digunakan yaitu tiga petak: 1) Petak monukultur kacang hijau jarak tanam 20cm x 20cm, 2) Petak monukultur jagung manis jarak tanam 65 sm x 70 cm, dan 3) Petak ketiga adalah tumpang sari kacang hijau jagung. Jagung sebagai tanaman utama, dan kacang hijau sebagai tanaman sela.          Tanam benih dalam lubang tanam sedalam ± 3 cm, setiap lubang tanam ditanam 2 butir benih, kemudian ditutup tanah halus.
Dilakukan penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan tanaman, dilakukan penyiangan, pemupukan, pembunuhan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan satu minggu sekali, mulai umur 7 hst. Komponen yang diamati meliputi: Tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), berat kering tanaman (g) pada 21 hst dan 35 hst, saat muncul bunga (hst), saat terbentuknya tongkol (hst), jumlah tongkol (tongkol), jumlah polong (buah) dan bobot tanaman per petak (kg/petak).




















BAB IV
PEMBAHASAN
4.1    Hasil
Tabel 1. Analisis pertumbuhan jagung dan kacang tanah pada pola tanam monokultur dan polikultur
Pengamatan
Pola tanam
Bedengan
Jumlah daun
Tinggi tanaman (cm)
Minggu 1

Monokultur jagung
1
4
7,6
Monokultur kacang tanah
2
4
4,8
Polikultur jagung
3
4
7
Polikultur kacang tanah
4
5,58
Minggu 2
Monokultur jagung
1
4
49,71
Monokultur kacang tanah
2
4
19,42
Polikultur jagung
3
4
43,5
Polikultur kacang tanah
4
19,28
Minggu 3
Monokultur jagung
1
5
72
Monokultur kacang tanah
2
13
22,14
Polikultur jagung
3
5
77,21
Polikultur kacang tanah
13
20,57
Minggu 4
Monokultur jagung
1
5
96,71
Monokultur kacang tanah
2
18
2157
Polikultur jagung
3
7
100,47
Polikultur kacang tanah
20
30,5
Minggu 5
Monokultur jagung
1
9
108,07
Monokultur kacang tanah
2
28
34,14
Polikultur jagung
3
10
147,74
Polikultur kacang tanah
19
50,14
Minggu 6
Monokultur jagung
1
8
118,21
Monokultur kacang tanah
2
32
35,5
Polikultur jagung
3
11
180,14
Polikultur kacang tanah
35
38,14
Minggu 7
Monokultur jagung
1
10
159,71
Monokultur kacang tanah
2
39
36,12
Polikultur jagung
3
13
158,48
Polikultur kacang tanah
36
41
Tabel   2.   Berat rerata jagung dan kacang tanah pada pola tanam monokultur dan polikutur
Pola tanam
Bedengan
Berat basah
Berat kering
Monokultur jagung
1
104,64

Polikultur kacang tanah
2
103,94

Monokultur kacang tanah
3
100,19

Polikutur jagung
179,02

4.2  Pembahasan
Polikultur ialah kegiatan pertanian yang melibatkan penanaman beberapa jenis tanaman di tanah pertanian untuk mendapat kepel bagaian tanaman. Aktiviti ini termasuk penanaman selingan, penanaman pelbagai, penanaman selangan, penanaman berganti dan penanaman mengikut alor. Cara menanam ini juga dapat meningkatkan penggunaan tanah dan masa dalam jangka masa tertentu.
Monokultur adalah praktek pertanian memproduksi atau tumbuh salah satu tanaman tunggal di wilayah yang luas. Ia juga dikenal sebagai cara praktek pertanian tegakan besar tumbuh dari spesies tunggal. Hal ini banyak digunakan dalam industri pertanian modern dan pelaksanaannya telah memungkinkan untuk panen besar dari tenaga kerja yang minimal. Namun, monokultur dapat menyebabkan penyebaran penyakit lebih cepat, di mana tanaman seragam rentan terhadap patogen. 'Tanaman monokultur' adalah praktek tumbuh tahun demi tahun tanaman yang sama.
Data di atas merupakan data yang kami dapat di lapangan atau di tempat praktikum. Namun, data tersebut belum terlalu akurat karena ada beberapa hal yang mengganggu atau menghambat jalannya praktikum di antaranya yaitu beberapa hewan seperti hama babi dan sapi ternak warga yang memakan tanaman yang kami gunakan sebagai bahan pratikum sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, kami dapat melanjutkan praktikum dengan melakukan berbagai upaya untuk mencegah hewan tersebut untuk masuk ke lahan praktikum seperti memagari pinggiran lahan.
Setelah kami amati, pertumbuhan tanaman sangat tergantung pada kondisi lahan yang kita gunakan sebagai media tanam dan cara pemeliharaan serta kondisi alam sekitar. Perbandingan dari kelompok lain, ternyata cara pengolahan lahan serta cara menanam yang baik dengan cara polikultur maupun monokultur masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.




BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Sistem penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah : Persaingan antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah, dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam, dan Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum dan pengamatan hendaknya lebih serius dan memperhatikan petunjuk/arahan dari asisten agar meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan hasil dari praktikum ini agar dapat mengolah pertanian menjadi sesuatu yang lebih berguna.



DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,    2012. http://www.artikata.com/arti-353188-tanam.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Anonymous, 2012. http://semutuyet.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-tujuan-pola-tanam.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Anonymous, 2012. http://abdee-jurnal.blogspot.com/2010/02/macam-pola-tanam-tumpangsari.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Aulia, 2012. http://aulia-nm.blogspot.com/2010/02/pola-tata-tanam-pola-tanam-adalah.html. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Harjadi, 1979. http://pdf.kq5.org/doc/. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Musyafa’. 2012. http://Musafa’ _Al ihyar.blogspot.com// diakses pada tanggal 15 Juni 2012

Romulo A. del Castillo, 1994. Terjemahan Budiono. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Saiful Anwar, 2011. http://lampung.litbang.deptan.go.id/i. diakses pada tanggal 15 Juni 2012

wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.
 


LAMPIRAN












Tidak ada komentar:

Posting Komentar