BUDIDAYA PADI (Oryza sativa)
DISUSUN OLEH:
KETUA : NIM
:
MUHAMMAD SYAFRIADI 213 170 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur
Kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen
Agribisnis ini.
Terimakasih kepada
dosen Manajemen
Agribisnis karena telah memberikan kesempatan kepada Kami untuk membuat Makalah tentang Agribisnis
Budidaya tanaman Padi (Oryza sativa) sehingga Kami dapat menyusun Makalah ini. Serta teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini sehingga dapat diselesaikan.
Makalah ini tidak
lain berisi tentang Agribisnis
Budidaya tanaman Padi (Oryza sativa). Makalah ini juga di buat agar mahasiswa lebih memahami tentang mengelolah lingkungan.
Kami menyadari masih banyak
yang harus disempurnakan dalam Makalah ini, untuk itu kami menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Makalah ini.Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat serta memudahkan dalam mempelajari materi ini.
Parepare, 29 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 3
C. Tujuan.......................................................... .................. 3
D. Manfaat padi (Oryza
sativa)................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 6
A. Subsistem Hulu Padi (Oryza sativa)..................................... 6
B. On Farm (Usaha tani) Padi (Oryza sativa)............................ 8
C. Subsistem Hilir Padi (Oryza sativa)..................................... 23
D. Kelembagaan Pendukung Agribisnis Padi (Oryza sativa)... 23
BAB III PENUTUP............................................................................. 25
A. Kesimpulan.......................................................................... 25
B. Saran ................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang
vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di
pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak
asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak
untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di
lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air
cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di
lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya
harus terpenuhi.
Nasi adalah makanan pokok yang berasal dari padi dan
mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung
berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat,protein,
lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan
kita sehat. Dan jika ingin lebih nikmat lagi, nasi dapat dicampur dengan
lauk-pauk seperti ikan, daging, tempe, dan sayur- sayuran seperti bayam,
wortel, dan lain-lain.
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500
SM. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia.
Asal-usul budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah
lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua
bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai
tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil
evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada
adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di
Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap
kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi
mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih
penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga
dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi
negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali
pulih sejak tahun 2007.
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi
berarti belum makan”tidak peduli apakah harga beras murah atau mahal yang
penting persediaan beras tetap terjamin. Beras memang penting bagi sebagian
besar bangsa di Asia, terutama Indonesia.
Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan
beras sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi popularitas
penguasa. Di Jepang pada akhir PD II, setelah menyerah pada sekutu, rakyat
hampir tidak menyentuh terigu bantuan AS sampai terigu itu dimodifikasi menjadi
mie ramen. Itupun tak bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok mereka.
Mengapa kita “tergila-gila”pada beras? jawabannya bisa
bermacam-macam. Yang jelas asal mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu
memang dari Asia. Tepatnya di daerah utara Benggala, India. Ada juga yang
mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan pertama kali pada masa
kekaisaran Shen Nung.
Padi dan saudara-saudaranya, yakni gandum (Triricu
sativum), jagung (Zeamays), sorghum (Andropogon sorghum) adalah keluarga dalam
famili graminaceae. Sebenarnya ada satu lagi saudaranya, yaitu alang-alang
(Imperata cylindrica) yang dibiarkan hidup liar bahkan di basmi habis-habisan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Agribisnis padi (Oryza sativa) ?
C. Tujuan
1.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui apa itu padi (Oryza
sativa).
2.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui subsistem hulu padi (Oryza sativa)
3.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui on farm padi (Oryza
sativa).
4.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui subsistem hilir padi (Oryza sativa).
D. Manfaat
padi (Oryza sativa)
Pasti semua orang tahu seperti apa padi itu? Padi
merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh petani-petani indonesia, khususnya
pada musim penghujan. Padi mempunyai nama ilmiah oriza sativa, dari familly
Poaccae (Gramincae).
Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk
indonesia, padi memiliki banyak manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya,
bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua bagian padi dapat memberikan
manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain:
1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
· lambung dan limpa lemah
· tidak nafsu makan
· gangguan pencernaan
· rasa penuh di dada dan perut
· beri-beri
· tangan dan kaki rasa kesernutan
· baal.
2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
· Rambut kotor
· keguguran
3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
· demam
· diare
· gondongan
· rematik, kesleo
· radang payudara, radang kulit,
· bisul.
4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
· keringat berlebiban
· berkeringat spontan
· filariasis.
Bagaimana cara
menggunakannya? Cara menggunakannya cukup mudah yaitu selaput biji (bekatul)
sebanyak 10 – 15 g atau akar 15 – 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk
pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian
setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci
rambut.
Untuk penyembuhan penyakit-penyakit dengan cara:
Ø Diare
-
Segenggam
beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus. Seduh dengan air
panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air
tajin ini lalu ditambah sedikit garam. Setelah dingin siap untuk diminum.
Lakukan 2 – 3 kali sehari.
Ø Gondongan
-
Ambil
sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.
Ø Rematik
-
Sediakan
beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari tangan, dan cabai rawit 3
buah. Semua bahan tersebut setelah dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi
seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.
Ø Mematangkan
bisul
-
Untuk
bisul yang besar dan keras dikompres dengan bubur nasi.
Ø Beri-beri
-
Siapkan
bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh dengan 100 cc susu sapi
sambil diaduk merata. Minum selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Subsistem
hulu padi (Oryza sativa)
1.
Sarana produksi
Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat
pertanian, pupuk dan pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk mengelolah
lahan dan tanaman digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat, arit dan
traktor. Dengan sistem pengelolahan
lahan dengan baik dan benar akan
memperoleh hasil yang lebih bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk
pertumbuhan tanaman karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan
pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih
subur lagi. Pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan
menggunakan pestisida yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama
tananman menjadi resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya ( Suratiyah K, 2008).
2.
Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi
yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi dalam jumlah yang
cukup bukan saja terlihat dari tersedianya tenaga kerja, tetapi juga kualitas
dan macam tenaga kerja perlu diperhatikan. Selanjutnya dikatakan bahwa setiap
produksi diperlukan tenaga kerja yang memadai, jumlah tenaga kerja yang
diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai dengan tingkat tertentu
sehingga jumlahnya optimal.
Dalam usahatani, sebagian besar tenaga kerja berasal dari
tenaga kerja keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala
keluarga, isteri dan anak-anak petani, tenaga kerja yang berasal dari keluarga
petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan
dan tidak pernah dinilai dengan uang.
Potensi tenaga kerja keluarga petani merupakan jumlah
tenaga kerja potensial yang selalu tersedia tetap pada suatu keluarga petani
yang dapat meliputi bapak, ibu, anak dan keluarga lain dalam suatu rumah tangga
yang merupakan tanggungan petani.Potensi tenaga kerja dalam keluarga merupakan
hal yang penting karena dapat dijadikan dasar perkembangan dalam pemilikan
alternatif usahatani.
3.
Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam budidaya tanaman padi
sangat beragam dari yang tradisional sampai yang modern mulai dari alat yang dinamakan cangkul ------Ã . Sapi -----Ã dan sampai kemesin ( Traktor). Seiring berjalannya waktu
alat dan mesin yang digunakan dalam budidaya tanaman padi selalu berkembang
bahkan teknologi dapat menghemat tenaga. Jadi tenaga kerja (manusia) banyak
digunakan diproses pasca panen. Semakin majunya teknologi semakin berkembangnya
produktivitas itu dikarenakan mulai dari lahan, pemilihan bibit bahkan sampai
panen menggunakan alat-alat yang canggih.
Kita ambil contoh dari negara Jepang yang menggunakan
pengolahan lahan, penanaman, panen semuanya menggunakan alat dan mesin
pertanian dan yang lebih mengejutkan untuk pemberian pupuk cair dan pestisida
Mereka menggunakan pesawat.
4.
Manajeman
Manajemen sangatlah diperlukan dalam budidaya tanaman
padi karena tanpa manajemen kita tidak akan tahu kapan, bagaimana, apa, dimana
yang harus dilakukan dalam budidaya, harus ada yang namannya perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, pemotivasian dan pengendalian agar apa yang ingin
kita capai dapat sesuia dengan keinginan.
Adapun yang paling penting dalam semua usaha tani yaitu
bagaiman cara untuk mengendaliakan waktu, pelaku tani dituntut dapat memanajemenkn
waktunya karena apa yang kita lakukan sekarang belum tentu akan terjadi dikedepannya(
Masa mendatang).
5.
Modal
Memang dalam semua usaha pasti memerlukan Modal, tanpa
modal usaha tidak akan berjalan begitu pula jika kita ingin membudidayakan
tanaman padi. Lahan, pupuk, pestisida, pemeliharan semua menggunakan Uang.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan modal tersebut yakni
:
a.
Modal
pribadi(sendiri)
b.
Modal
pinjaman, bisa didapatkan dari keluarga dan perbankan
c.
Modal
instansi pemerintah, dimana semua kegiatan yang dilakukan dalam budidaya
ditnggung oleh pemerintah dan akan dibagi hasilnya pada saat panen.
6.
Lahan
Dimaksud lahan disini adalah media atau tempat yang
digunakan untuk membudidayakan suatu komoditi. Kita bisa mengguanakan lahan
sendiri untuk budidaya atau menyewa lahan orang untuk melakukan usaha tani.
B. On
Farm padi (Oryza sativa)
1. Pembibitan
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya
padi, langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang
maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi
harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan
dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya
akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian
sebagai berikut:
a.
Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang
harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.Tanahnya harus yang subur,
banyak mengandung humus, dan gembur.
Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh
pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.Dekat
dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya
tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat
memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
b.
Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari
sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi
kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan
pesemaian kering.
· Pesemaian
Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang
betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus
dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini
agar tanah menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang
dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau
dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus
dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas
pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan
ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas
pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram
biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
· Pesemaian
Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian
basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih
dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak
dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah
menjadi gembur.Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat
bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600
cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak
30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
c.
Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus
direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang
biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang.
Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat
berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman
lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan
selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka
biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak
terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat
akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran
yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan
d.
Pemeliharaan Pesemaian
· Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus
digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar
biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun
pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak
membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga
bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa
mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan
dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka
penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
·
Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian
perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah
disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua
macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
·
Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah
sawa dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang
semuaya dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan
sapi.
·
Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa
yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang
serba dapat kerja sendiri.
a.
Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih
dahulu dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu
tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami
itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman.
b.
Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih
dahulu agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan
pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang
bocor.
c.
Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih
dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang
dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan
rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk
kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah
digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa
tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
d.
Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi.
Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja.
Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan
mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air
lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua.
Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan
pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
3. Penanaman
a. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan
bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur
25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3
hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi
satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai
putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
· Umurnya
tidak lebih dari 40 hari
· Tingginya
kurang lebih 25 cm
· Berdaun 5-7
helai
· Batangnya
besar dan kuat
· Bebas dari
hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan
besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera
ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke
kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan
pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman
memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan
kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4
cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun
terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan
akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah
reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit
yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
4. Pemeliharaan
a. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor
penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan
datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan
tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah,
sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu
tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang
pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan
kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang
pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir
tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air
hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
-
Tanaman
yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
-
Tanaman
yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
-
Tanaman
padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah
hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
-
Sepuluh
hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.
b. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati
harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain,
apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan
agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh
banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan
unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman
padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam,
sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan
pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya
kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan
diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk
tersebut sebagai berikut:
· ZA/Urea :
menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman,
dan menambah besarnya gabah.
· DS/TS :
mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah,
mempercepat panen.
· ZK :
memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat
pembuatan zat pati.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
a.
Hama putih (Nymphula depunctalis).
Ø
Gejala
-
Menyerang
daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun,
ulat menggulung daun padi.
Ø
Pengendalian
-
Pengaturan
air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan
tabung daun
-
menggunakan
BVR atau Pestona.
b.
Padi Thrips (Thrips oryzae)
Ø
Gejala
-
Daun
menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat,
pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Ø
Pengendalian
-
BVR
atau Pestona.
c.
Wereng
Ø Penyerang batang padi
-
Wereng
padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella
furcifera)
Ø Wereng penyerang daun padi
-
Wereng
padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara
mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Ø
Gejala
-
Tanaman
padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman
yang tidak mengering menjadi kerdil.
Ø
Pengendalian
-
Bertanam
padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64,
Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah
-
penyemprotan
BVR.
d.
Walang sangit (Leptocoriza acuta).
-
Menyerang
buah padi yang masak susu.
Ø
Gejala
-
Buah
hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak;
pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Ø
Pengendalian
-
Bertanam
serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas
musuh alami seperti jangkrik, laba-laba
-
Penyemprotan
BVR atau PESTONA.
e.
Kepik hijau (Nezara viridula).
-
Menyerang
batang dan buah padi.
Ø
Gejala
-
Pada
batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda
bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Ø
Pengendalian
-
Mengumpulkan
dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA.
f.
Penggerek batang padi
-
terdiri
atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. Incertulas),
bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang
batang dan pelepah daun.
Ø
Gejala
-
Pucuk
tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan
seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama
"sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut
"beluk".
Ø
Pengendalian
-
Menggunakan
varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15
hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami.
-
Menggunakan
BVR atau PESTONA.
g.
Hama tikus (Rattus argentiventer).
-
Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Ø
Gejala
Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada
serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Ø
Pengendalian
Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan,
melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural
Aromatic).
h.
Burung
-
Menyerang
menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Ø
Pengendalian
-
Mengusir
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
i.
Penyakit Bercak daun coklat.
Ø
Penyebab
-
Jamur
Helmintosporium oryzae.
Ø
Gejala
-
Menyerang
pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak
coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan
kecambah mati.
Ø
Pengendalian
-
Merendam
benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit
ini.
j.
Penyakit Blast.
Ø
Penyebab
-
Jamur
Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai
malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Ø
Pengendalian
-
Membakar
sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri
IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir
-
Pemberian
GLIO di awal tanam.
k.
Busuk pelepah daun.
Ø
Penyebab
-
Jamur
Rhizoctonia sp.
Ø
Gejala
-
Menyerang
daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan
jumlah dan mutu gabah menurun.
Ø
Pengendalian
-
Menanam
padi tahan penyakit
-
Pemberian
GLIO pada saat pembentukan anakan.
l.
Penyakit Fusarium.
Ø
Penyebab
-
Jamur
Fusarium moniliforme.
Ø
Gejala
-
Menyerang
malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.
Ø
Pengendalian
-
Merenggangkan
jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
m. Penyakit
kresek/hawar daun.
Ø
Penyebab
-
Bakteri
Xanthomonas campestris pv oryzae)
Ø
Gejala
-
Menyerang
daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis
melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Ø
Pengendalian
-
Menanam
varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari
luka mekanis, sanitasi lingkungan
-
pengendalian
diawal dengan GLIO.
n.
Penyakit kerdil.
Ø
Penyebab
-
Virus
ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Ø
Gejala
-
Menyerang
semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan,
batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Ø
Pengendalian
-
Sulit
dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
o.
Penyakit tungro.
Ø
Penyebab
-
Virus
yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Ø
Gejala
-
Menyerang
semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga
kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi.
Ø
Pengendalian
-
Menanam
padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan
mengendalikan vektor virus dengan BVR.
6. Pemanenan
Bagi petani panen padi merupakan soal yang paling
dinanti-nanti. Panen merupakan saat petani merasakan keberhasilan dari jerih
payah menanam dan merawat tanaman.
a. Saat panen
Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah
kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung
butir hijau dan butir kapur. Padi yang dipanen mudah jika digiling akan
menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat dipengaruhi oleh musim tanam.
Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung pula pada jenisnya.
Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman padi
menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen:
Ø Bulir-bulir padi
dan daun bendera sudah menguning.
Ø Tangkai menunduk
karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah berat.
Ø Butir padi bila
ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau
putih agak lembek seperti kapur.
b. Cara panen
Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah
dilakukan biasanya padi dipanen dengan ani-ani atau sabit.
Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang
sulit rontok sehingga dipanen beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu.
Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk penanaman padi sawah.
Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok,
misalnya padi coreh. Namun, karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat
serta lebih gampang memotong batang padi maka alat ini kini lebih banyak
digunakan untuk panen.
c. Perontokan
Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
perintih tresher, atau menggunakan perontok kaki pedal tresher. Selain itu
perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan memukulkan batangan padi ke
kayu atau “kotak gebuk” dimana sebelumnya dihamparkan plastik untuk menampung
butir padi yang berhamburan.
d. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air
gabah dapat tahan lama disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit
diproses menjadi beras dengan baik.
Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan
di atas lantai semen yang bersih dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca
panas, sinar matahari mampu mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari.
e. Pemisahan kulit gabah
Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan
beras yang dapat ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok.
Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan
dengan gabah hampa atau kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau
pengeringan, caranya dapat dengan ditampi.
Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau
mesin, cara ini praktis dan cepat. Namun untuk daerah yang tidak memiliki
huller, pemisahan dapat dilakukan dengan penumbuhan padi menggunakan alu dan
lumpang.
C. Subsistem
Hilir padi (Oryza sativa)
1.
Pemasaran padi
kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian
baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar negeri. Contoh : Distribusi,
Promosi, Konsumsi dan Informasi pasar.
Peningkatan permintaan ini harus diimbangi dengan
peningkatan produksinya. Dalam hal ini, peningkatan produksi beras tidak akan
efektif bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat
jika tidak diimbangi oleh sistem pemasaran yang efisien. Pemasaran beras
mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani karena terkait dengan tingkat
harga yang diterima petani. Pemasaran yang tidak efisien, bentuk pasar yang kurang
bersaing, rantai pemasaran yang terlalu panjang, sarana prasarana transportasi
yang kurang memadai, sistem kelembagaan pemasaran yang tidak sehat merupakan
masalah- masalah pemasaran yang pada umumnya berpengaruh terhadap tingkat harga
yang diterima petani.
Dilihat dari kebutuhan masyarakat akan makanan pokok
sangat besar jadi “Pemasaran padi
tidaklah susah karena komsumen atau pedagang( pelaku bisnis) bisa langsung
datang kepetani waktu panen. “
2.
Penholahan
Tanaman padi sangat digemari para masyarakat karena padi
pada saat diubah jadi beras banyak sekali mengolahan yang dapat dibuat misalnya
roti, kerupuk dan masih banyak lagi jajanan kuliner yang menggunakan beras
sebagai bahan dasar membuat olahan makanan.
D. Kelembagaan
Pendukung Agribisnis padi (Oryza sativa)
Sebagaimana kita tahu kelembangan pendukung agribisnis
yaitu ada 3 yaitu:
1.
Pemerintah,
pemerintah disini sebagai pendorong, pengawas, pengambil kebijakan dalam usaha
tani dengan memberikan sosialisasi kepetani dalam hal meningkatkn produktivitas
baik kuantitas maupun kualitas.
2.
Perbankan,
menyangkut modal pinjaman yang akan digunakan petani untuk budidaya.
3.
Akademisi,
yang dimaksud disini adalah orang yang mempertahankan hak-hak petani itu
sendiri dan sebagai salah satu wadah aspirasi para petani(pelaku usaha tani)
untuk disampaikan ke Pemerintah.
Dari apa yang kita liahat diatas, dapat disimpulakan
bahwa ke 3 kelembangaan pendukung agribisnis saling berkaitan antara 1 dengan
yang lain.
Penetapan
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah/Beras
Tabel 1. Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) Tahun (2002 –
2012)
Kebijakan Perberasan
|
Harga GKP Tingkat Petani
(Rp/Kg)
|
HargaGKG Tingkat
Penggilingan (Rp/Kg)
|
Harga Beras di Gudang
Bulog/ Penggilingan (Rp/Kg)
|
Masa Berlaku (Tgl/Bln/Thn)
|
Inpres 09/2002
|
1.230
|
1.725
|
2.790
|
Jan. 2003 - Feb. 2005
|
Inpres 02/2005
|
1.330
|
1.765
|
2.790
|
Maret - Des. 2005
|
Inpres 13/2005
|
1.730
|
2.250
|
3.550
|
Jan. 2006 - Maret 2007
|
Inpres 03/2007
|
2.000
|
2.575
|
4.000
|
April 2007 - Maret 2008
|
Inpres 01/2008
|
2.240
|
2.800
|
4.300
|
April 2008 – Des. 2008
|
Inpres 08/2008
|
2.400
|
2.440
|
4.600
|
Jan. – Des. 2009
|
Inpres 07/2009
|
2.640
|
3.300
|
5.060
|
Jan. 2010 – Feb. 2012
|
Inpres 03/2012
|
3.300
|
4.150
|
6.600
|
April 2012 – Sekarang
|
Sumber : BKP
Beberapa hal yang mendasari perubahan kebijakan HPP
antara lain penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), seperti kejadian pada
tanggal 1 Oktober 2005 terjadi kenikan solar sebesar 124 persen yang berdampak
sangat besar terhadap kinerja sektor pertanian. Untuk mempertahankan profitabilitas
usahatani padi agar usaha tani padi menguntungkan (minimal 30 persen),
pemerintah mengeluarkan kebijakan perberasan baru melalui Inpres No. 13/2005
yang menaikan HPP gabah/beras.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang
vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di
pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak
asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
2. Beras atau nasi adalah makanan pokok manusia setiap saat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nasi adalah makanan pokok yang mengandung
berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat,protein,
lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan
kita menjadi sehat.
3. Lalu mengenai luas tanah yang digunakan untuk usaha
pertanian semakin sempit, karena jumlah penduduknya semakin bertmabah. Dan juga
yang dirasakan masyarakat saat ini, tentang kenaikan harga beras yang cukup
tinggi. Sehingga daya beli masyakat menjadi turun drastis.
B. SARAN
1.
Diharapkan
kepada pemerintah untuk lebih serius dalam mengembangkan dunia pertanian
terutama pada tanaman padi agar lebih baik lagi untuk ke depannya.
2.
Semoga
pemerintah bisa lebih peduli lagi kepada rakyat kecil terutama para petani.
3.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini dan
penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari semua elemen terutama pada pembaca
dan peneliti demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR
PUSTAKA
AAK, Budidaya
Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta, 1973.
Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan Konstribusi Sektor
Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25 Maret 1997.
Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) dalam penanganan OPT
dan Implementasinya di Lapangan. Makalah Balitbio, Pertemuan Koordinasi
Penanganan OPT dan Perumusan Komponen PHT Spesifik Lokasi tanggal. 3 - 5
Agustus 1997.
Arifin, M, Pemanfaatan Sl-NPV sebagai Agensia
Pengendalian Hayati Ulat Grayak Pda Kedelai, Dalam Makalah Pelatihan
Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati
http://id.wikipedia.org
http://nagapasha.blogspot.com
http://owmakmur.blogspot.com/2013/02/inilah-cara-menanam-padi-yang-baik
dan.html#.Ul4lVtnVXcc#ixzz2hrP1ZAYV
http://green-organic-rice.blogspot.com/2009/01/ribuan-varietas-padi-lokal-hilang.html)
Santoso T, 1992, Penggunaan Nuclear Polyhedrosis Virus
Spodoptera Litura dan Bacillus thuringensis untuk pengendalian Hama Perusak
Daun Kedelai, Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian Hama Terpadu,
Cisarua 7 – 8 September 1992.
Sismiharjo H, 1996, Spodoptera litura Nuclear
Polyhedrosis Virus (Sl-NPV) Sebagai Sarana Pengendali Hayati terhadap Ulat
Grayak Pada Tanaman Kedelai, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Direktorat Nbina Perlindungan Tanaman, Jakarta.