SELAMAT DATANG DIBLOGKU

SELAMAT DATANG DIBLOGKU
SEMOGA BERMANFAAT

Sabtu, 18 April 2015

EVALUASI PROYEK TUGAS VIDEO BUDIDAYA IKAN NILA




BAB I
            PENDAHULUAN
1.1  Kondisi Umum Usaha
            Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang amat kaya dan potensial, baik di wilayah perairan tawar (darat), pantai maupun perairan laut. Potensi sumber daya perikanan meliputi keanekaragaman jenis ikan dan lahan perikanan. Ikan Nila adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Penyebabnya yaitu ikan nila merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang telah memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan didunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. (Khairuman dan Khairul, 2003).
Awalnya, konsep pengembangan budidaya ikan nila semata-mata hanya terfokus pada cara agar ikan nila bisa diterima masyarakat di negara-negara berkembang dengan tujuan meningkatkan gizi masyarakat bertingkatkan ekonomi rendah. Kuncinya cukup sederhana, yaitu menyebarluaskan ikan yang cepat berkembang biak dan memiliki harga jual yang murah. Tampaknya konsep tersebut meniru keberhasilan penyebar luasan ikan mujair untuk mencukupi gizi masyarakat pada Perang Dunia II berlangsung.Hal ini dapat tercapai dengan mudah karena tingkat produktivitas dan kemampuan berkembang biak ikan mujair cukup tinggi. Namun, dalam hal ukuran tubuh, ikan mujair dinilai masih kurang menguntungkan untuk diusahakan karena bobot tubuhnya relatif kecil dan tidak dapat diupayakan lagi peningkatannya. Karena itu, fokus perhatian kemudian dialihkan kepada ikan nila yang mampu mencapai bobot tubuh jauh lebih besar dan tingkat produktivitasnya juga cukup tinggi.Dengan demikian, penilaian tentang ikan nila sebagai ikan yang memiliki laju pertumbuhan cepat didunia perikanan. Dalam perkembangannya, para peneliti ternyata tidak puas dengan hanya menyebarluaskan ikan nila biasa atau nila lokal yang sudah terbukti memiliki laju pertumbuhan jauh lebih cepat dibandingkan ikan mujair (Khairuman dan Khairul, 2003).

1.2  Input Usaha
Yang dimaksud disini adalah semua yang digunakan dalam proses kegiatan usaha, baik berbentuk uang maupun teknologi, seperti :
1.      Modal
Modal adalah uang yg dipakai sbg pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dsb atau harta benda (uang, barang, dsb) yg dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yg menambah kekayaan.
2.      Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
3.      Pupuk
Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh makanan alami dan membuat kolam menjadi subur.
4.      Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten, ukuran benih yang ditebarkan ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang seragam.
5.      Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan    Protein 30 %.
6.      Lahan
Lahan yang digunakan dalam budidaya ikan nila ini adalah empang.
7.      Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga.
1.3  Output Usaha
Hasil output usaha dari kegiatan ini, yaitu :
1.      Bibit ikan nila dalam 1 bulan sebanyak 500.000/minggu dan jika dikalikan
2.      Bibit untuk pembesaran ikan nila mempunyai berat 500 gram – 1 kilo gram.



1.4  Outcome Usaha
Penghasilan yang didapatkan dari kegiatan budidaya ikan nila adalah Bibit ikan nila dalam 1 bulan sebanyak 500.000/minggu dan jika dikalikan dengan 1 bulan berarti omset yang didapat sebesar Rp. 25.000.000,00 dan untuk Bibit pembesaran ikan nila mempunyai berat 800 gram – 1 kilo gram sebesar Rp......../4 bulan setelah melalui pembibitan dengan ukuran 8-12 cm.


BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.  Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi Ikan Nila menurutPauji (2007) adalah sebagai berikut :
Philum                         :Chordata
Subphilum                   :Vertebrata
Kelas                           : Osteichthyes
Subkelas                      : Achantopterigii
Ordo                            : Perciformes
SubOrdo                     : Percoidei
Famili                          : Cichlidae
Genus                          :Oreochromis
Spesies :Oreochromisniloticus.
Awalnya, ikan nila dimasukkan kedalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva didalam mulut induknya. Dalam perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila kedalam jenis sarotherdonniloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan larvanya didalam mulut jantan dan betinanya.
Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromisniloticus atau Oreochromis sp. Nama Nilotika menunjukkan tempat ikan ini berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika.Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila panjang tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggung berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Khairuman dan Khairul, 2003).


2.2.  Daur Hidup dan Perkembangbiakan
Secara alami, Ikan Nila bisa memijah sepanjang tahun di daerah tropis,. Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya, ikan nila bisa memijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti, rata-rata setiap dua bulan sekali, Ikan Nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram (Arie, 2000).
2.3.  Makan dan Kebiasaan Makan
Nila tergolong ikan pemakan segala atau omnivora sehingga bisa mengomsumsi makanan berupa hewan maupun tumbuhan. Karena itulah, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai Ikan Nila adalah zooplankton(plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp., Daphnia sp. Selain itu juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda dihabitat hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa diberi berbagai makanan tambahan, misalnya Pellet (Arie, 2000).
2.4.  Habitat dan Penyebaran
            Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di dataran tinggi yang berair tawar. Habitat hidup ikan nila cukup beragam, dari sungai, danau, rawa, waduk, sawah, kolam hingga tambak.
            Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38ºC dan dapat memijah secara alami pada suhu 22-37ºC.Untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimal bagiikan nila adalah 25-30ºC. Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14ºC atau pada suhu tinggi38ºC. Ikan Nila akan mengalami kematian pada suhu 6ºC atau 42ºC(Sucipto dan Prihartono, 2007).
            Secara alami ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya, yakni dibagian hulu sungai Nil yang melewati Uganda ke arah selatan melewati danau Raft dan Tanganyika.
Selain itu ikan nila juga terdapat di Afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan dikolam-kolam ikan di Chad dan Nigeria dengan campur tangan manusia, saat ini ikan nila telah menyebar ke seluruh dunia, dari Benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia sampai Australia (Khairuman dan Khairul, 2003).
2.5.  Pemilihan Lokasi Kolam
Lokasi kolam yang baik untuk pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) harus memenuhi persyaratan :
1.      Tersedianya saluran pemasukan air dan pengeluaran air selama masa pemeliharaan.
2.      Kualitas air yang baik adalah pH (derajat keasamannya) 5-7, suhu air 27-30 0C, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 mg/1 pada suhu 20-21 0C, Karbondioksida (CO2) tidak lebih dari 12 ppm dan kecerahan kolam (Cholik, dkk. 1991).
3.      Kondisi tanah yang baik adalah tanah liat/lempung dengan sedikit kandungan pasir untuk menahan air masa air yang besar dan tidak merembesnya kolam.
2.6.  PembesaranIkan Nila (oreochormis niloticus) di Kolam Air Tenang
Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) sistem air tenang (monokultur) membutuhkan kolam minimum 100 m2, kontruksi kolam disesuaikan kondisi lahan. Kedalaman kolam minimal 1 meter dan tanggul harus kuat agar mampu menahan air. Agar sirkulasi air lancar, kolam juga harus memiliki pipa pemasukan air maupun pengeluaran air yang disaring agar mencegah masuknya predator melalui pipa.
Banyak sedikitnya benih Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang akan ditebar harus disesuaikan dengan kolam berapa ukuran panjang dan lebar kolam pemeliharaan yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar padat tebar Ikan Nila (oreochormis niloticus) di kolam sesuai dengan keperluan sehingga perkembangan pembesaran ikan nila dapat maksimum.


BAB III
METODE KEGIATAN
3.1  Jumlah Anggota Bekerja
Secara umum terdapat 2 klasifikasi tenaga kerja yaitu, tenaga kerja kasar untuk pembuatan kolam dan pemeliharaan kolam dengan upah harian bruto berkisar Rp 20.000 dan tenaga kerja yang terlatih untuk melakukan panen benih ikan dan ikan konsumsi dengan upah harian Rp 25.000. Kebutuhan tenaga kerja seluruhnya dipenuhi oleh penduduk lokal.   
           Jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan tergantung pada jumlah kolam namun umumnya tidak terlalu banyak yakni 9 tenaga kerja karena biasanya dikerjakan sendiri oleh pembudidaya dan kebanyakan hanya menggunakan tenaga harian sebagai tenaga tambahan.
3.2  Proses Pelaksanaan Tugas
            Tugas anggota pekerja pada tahap persiapan lahan yaitu melakukan pengeringan lahan dan pembalikan tanah serta melakukan penaburan pupuk kedalam wadah kolam dan proses pemasukan air ke dalam kolam yang membutuhkan 2 tenaga kerja dengan upah harian Rp.25.000 dalam masa pengerjaan 7 hari.
            Tugas anggota pekerja pada tahap penyiapan benih atau pemijahan yaitu melakukan pemilihan benih atau calon induk pemijahan dengan perbandingan 1 jantan 3 betina yang di tebar di kolam pemijahan.Setelah melalui peruses control selam 7 hari maka akan dilakukan panen benih yang biasanya membutuhkan 2 tenaga kerja dengan upah harian Rp.20.000
Dengan masa pengerjaan selama 7 hari.
            Tugas anggota pekerja pada taha pembesaran yaitu memberikan pakan,pengontrolan suhu air,perawatan hingga masa panen dengan menggunakan tenaga kerja 2 orang dengan upah harian Rp.20.000.
            Kemudian pada tahap distribusi di butuhkan 3 orang pekerja yang bertugas melakukan pengontrolan kwalitas produksi sesuai dengan deerah atau tipe kwalitasnya.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1    Pembahasan
Budidaya ikan nila adalah pendapatan selalu bertambah karena harga ikan nila dari tahun ketahun selalu baik dan pembiakannya yang tidak terlalu susah, siapa saja dapat membudidayakan ikan nila. Lahan pun bisa menggunakan kolam plastik atau kolam yang ditembok dengan semen. Pemeliharan ikan nila pun sangat mudah karena ikan nila adalah ikan yang pemakan segalanya baik tumbuhan ataupun daging (omnivora).
1.        Persiapan wadah
Persiapan sangat penting dilakukan sebelum kegiatan dimulai karena dengan adanya persiapan maka kegiatan yang akan dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun persiapan yang dilakukan sebelum pengolahan tanah yaitu dengan memperhatikan peralatan-peralatan yang dibutuhkan serta kondisi kolam yang akan digunakan untuk kegiatan pemijahan ikan nila.
a.     Pengeringan
Kolam yang digunakan untuk pembenihan ikan nila di Balai Benih Ikan (BBI) Ompo, yaitu kolam semi intensif dengan luas 24 x 12 cm.
            Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam dengan menutup pintu masuk air dan membuka pintu pengeluaran air dan berlangsung selama satu hari. Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari selama  ± 4–7 hari sampai tanah dasar retak-retak jika cuaca mendukung. Pengeringan bertujuan memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.(gambar. a)
b.    Pembalikan Tanah Kolam
Pembalikan tanah kolam dilakukan dengan menggunakan hand traktor untuk mempermudah pekerjaan kemudian menggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran air, Pembalikan tanah bertujuan agar tanah dasar kedap air, dan strukturnya baik.
Sebelum dilakukan Pembalikan tanah kolam terlebih dahulu dilakukan pengisian air macak-macak, setelah itu baru dilakukan pembalikan tanah dasarmenggunakan hand traktor untuk mempermudah pekerjaan kemudian menggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran air, Pembalikan tanah bertujuan agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan bebas dari hama dan penyakit. (gambar. b)







     a). pengeringan kolam                                b). pembalikan tanah kolam
Gambar 1. Persiapan tanah dasar kolam
c.     Pemupukan dan pengapuran
            Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea dengan dosis 250 kg per hektar, Setelah pupuk ditimbang, dilakukan pemupukan ke dasar kolam.Penebaran pupuk ini dilakukan secara merata keseluruh dasar kolam. Tujuan dilakukan pemupukan ini yaitu untuk menumbuhkan pakan alami.
                  Contoh Aplikasi Pemupukan :
  Jenis pupuk              : Pupuk Kandang/urea
  Dosis                        : 250kg/10.000

Gambar 2. Pemupukan
a)  Penimbangan Pupuk          b). penebaran pupuk
            Sedangkan pengapuran menggunakan kapur pertanian dengan dosis 90 kg per hektar.
Contoh Aplikasi Pengapuran :
  Jenis kapur             : kapur tohor
  Dosis                      : 90 kg / 10.000 m²
  Luas kolam : P x L
                        : 24 x 12          = 450 m
Tujuan dari pengapuran.adalah untuk menetralkan pH tanah.Balai Benih Ikan (BBI) Ompo ini hanya dilakukan jika diperlukan, Karena di BBI Ompo rata-rata pH tanah normal yaitu 7-8.
d.    Pengisian air
            Sebelum pengisian air dilakukan, pintu pengeluaran ditutup, pintu pemasukan dipasangi saringan supaya hama-hama yang lain tidak masuk kedalam kolam. Setelah dipasangi saringan, pintu pemasukan dibuka.Pengisian air dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Air yang digunakan berasal dari waduk Ompo melalui saluran beton, kemudian kolam pemijahan didiamkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami, setelah pakan alami sudah tumbuh kita bisa mengetahuinya dengan berubahnya warna air kolam menjadi kehijauan.

Gambar 3. Pengisian Air
2.        Pemilihan calon induk
a.       Seleksi induk Nila jantan dan betina
Induk ikan Nila yang ingin dipijahkan diambil dari kolam induk, Pertama-tama air pada kolam indukdikurangi dengan membuka pintu pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar dari kolam.Sehingga tersisa air dengan ketinggian ±10 cm untuk mempermudah penangkapan.Calon induk ikan Nila ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian dilakukan pengamatan.
Gambar 4. Penagkapan induk
            Seleksi induk ikan Niladilakukan dengan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk berkualitas baik sebagai berikut :
1)    Kondisi sehat
2)    Bebas dari hama dan penyakit
3)    Bentuk badan normal
4)    Sisik besar dan tersusun rapi
5)    Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
6)    Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
7)    Gerakan lincah
Apabila induk tersebut sudah dipanen semua, dilakukan pemilihan induk yang akan dipijahkan dengan perbandingan jantan dan betina adalah
1 : 3 berat induk  yang diseleksi adalah 200 - 300 gr  mampu menghasilkan telur sebanyak 200 - 3000 butir per ekor.
Perbedaan induk jantan dan betina dapat dilihat dari warnanya.Induk betina lebih cerah dengan warna kehijauan, sedangkan induk jantan warnanya agak kabur kehitam-hitaman (gambar 5). Induk jantan memiliki 1 lubang kelamin berbentuk memanjang, yang digunakan sebagai tempat mengeluarkan sperma dan air seni.Sementara betina memiliki 2 lubang kelamin yang digunakan untuk mengeluarkan sperma dan air seni.  Setelah induk selesai diseleksi, induk ditampung pada hapa yang sudah disiapkan.

Gambar 5. Perbedaan jantan dan betina

Gambar 6. Hapa yang sudah di siapkan
3.      Penebaran induk
            induk ikan Nila yang sudah dipilih kemudian ditebar ke kolam pemijahan, penebaran sebaiknya dilakukan  pada pagi hari dengan jumlah induk 32 ekor, dimana induk jantan berjumlah 8 ekor dan induk betina berjumlah 24 ekor.
Gambar 7. Penebaran induk
4.      Pemijahan
               Induk ikan Nila yang ingin dipijahkan dipelihara dulu secara khusus di dalam kolam pemijahan selama 30 - 45 hari.
a.       Pemberian pakan
               Selama pemijahan,induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein tinggi. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Balai Benih Ikan (BBI) Ompo adalah dengan pemberian pakan 3 kali sehari(pagi, siang dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat total ikan peliharaan.Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad dan mendapatkan kualitas telur yang baik.

a).Pakan buatan(pelet)b). Pemberian pakan
Gambar 8. Pemberian pakan pada kolam pemijahan
               Pengukuran Kualitas air
            Air merupakan media yang digunakan untuk bertahan hidup pertumbuhan dan reproduksi bagi ikan nila hitam. Kualitas air yang memenuhi persyaratan sangat diperlukan untuk kenyamanannya. Selain itu, kualitas air yang baik akan mewujudkan pencapaian target produksi.
            Menurut Sucipto, dkk(2007), secara umum ikan nila dapat hidup dalam air dengan kandungan oksigen 0,3-0,5 mg/liter. Namun demikian, untuk meningkatkan produktifitas ikan, kandungan oksigen terlarut dalam air sebaiknya dijaga pada level di atas 5 mg/liter. Pada level dibawah 1 mg/liter dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ikan. Pengukuran oksigen terlarut dilakukan 1 kali dalam seminggu.
            Pengukuran ini dilakukan 3 kali sehari, yaitu : pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran kualitas air tertera pada lampiran 3.


Gambar 9. Aplikasi pengukuran kualitas air (oksigen terlarut)
a).DO meter                b).Pengukuran
            Berdasarkan hasil pengukuran oksigen terlarut di Balai Benih Ikan (BBI) Ompo, maka layak dilakukan kegiatan produksi Ikan Nila.
b.      Proses pemijahan
            Setelah ditebar induk-induk ikan Nila tidak langsung memijah secara alami Ikan Nila punya waktu tersendiri untuk memijah.Bila telah mendapatkan  pasangan, ikan jantan membuat cekungan di dasar kolam sebagai tempat pemjihan. Cenkungan berbentuk bulat,  cekung dengan garis tengah kira-kira 30-50 cm atau tergantung ukuran induk ikan.Setelah cekungan selesai di buat,pasangan ikan Nila melakukan Pemijahan pada siang hari pada waktu 09.00-15.00.(Ongkeng, 2012).
            Selama proses pemijahan induk betina bearada didalam cekungankemudian induk jantan mendekati induk betina dan pada saat itu induk betina mengeluarkan telurnya. Telur-telur itu tersimpan dalam cekungan dan dalam waktu yang bersamaan induk jantan menghamburkan spermanya disitu dan terjadilah pembuahan (fertiliasi).
Gambar 10. Cekungan yang di buat oleh induk jantan
            Telur yang telah dibuahi lalu di kulum dan disimpan didalam mulut induk betina, selama betina menyimpan telur didalam mulutnya induk betina tidak makan sehingga kelihatan kurus. Telur menetas setelah 2 hari anak nila (burayak) yang baru menetas masih mengandung kantong kuning telur. Ukuran burayak yang baru menetas antara 0,9-1 mm.Burayak ini masih terus  tinggal di dalam mulut induknya sampai 5-7 hari sampai kuning telurnya terserap habis. Setelah itu burayak mulai mencari makan di luar mulut induknya.
5.      Pengecekan   
            Jika induk ikan sudah mencapai hari ke 30 hari maka dilakukan pengecekan, apakah sudah terjadi pemijahan/tidak, hal ini dapat di ketahui dengan cara turun langsung ke dasar kolam pemijahan dengan meraba dengan menggunakan kaki,  jika merasa terdapat banyak lubang maka di situlah terjadi pemijahan, biasanya puncak pemijahan ikan nila sampai hari ke 45. Jika puncak pemijahan sudah selesai maka dilakukan pengeringan kolam.
6.      Pemindahan induk
          Setelah pengecekan maka dilakukan Pengeringan dengan menyisakan air ± 10 cm, pengeringan dilakukan untuk mempermudah penangkapan induk ikan nila, dan mempermudah penanganan telur yang dikeluarkan dari mulut induk ikan nila betina.
Gambar 11. Pengeringan Kolam Pemijahan
             Ikan-ikan yang ada dalam kolam harus dipanen semua karena jika ada yang tertinggal dapat mempengaruhi pertumbuhan benih Ikan Nila dan mempengaruhi Survival Rate (Kelangsungan Hidup). Sebagaimana kita ketahui bahwa ikan nila merupakan ikan kanibal dapat memakan benih ikan nila yang baru menetas. Dalam pemanenan induk maksimal 2 orang yang ada dalam kolam, karena di khwatirkan telur-telur yang ada di dalam kolam yang tidak menetas bisa terinjak jika terlalu banyak melakukan panen induk.
Gambar 12. Pemindahan induk
7.      Pengisian air  pada kolam pemijahan sekaligus pendederan 1
             Apabila ikan-ikan yang ada dalam kolam sudah dipanen semua maka segera lakukan pengisian air kembali. karna telur ikan nila berada di dasar kolam, sebab induk ikan nila mengeluarkan telur dari mulutnya jika merasa terancam, di situlah semua telur-telur keluar semua(Ongkeng, 2012).Pintu pengeluaran ditutup kembali dan diisi air.Sebelum air dimasukkan, terlebih dahulu dipasang saringan pada pintu pemasukan supaya ikan-ikan lain tidak masuk ke dalam kolam.
Gambar 13. Pengisian air Pada Kolam Pemijahan
8.      Perawatan larva
Telur yang sudah menetas akan menjadi larva, pada perawatan larva ini harus dilakukan pengontrolan dengan baik, hal ini dikarenakan larva ikan sangat rentan terhadap perubahan kualitas air, jika ini terjadi langkah yang harus dilakukan adalah pemasangan kincir atau blower agar oksigen dapat masuk kedalamkolam dan karbon dioksida berkurang dan tidak terjadi persaingan oksigen (Ongkeng, 2012).
            Selama masa pemeliharaan larva, Pakan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pemeliharaan larva ikan nila karena dapat mempengaruhi pertumbuhan larva Ikan Nila. Benih berumur sehari belum perlu diberi makanan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur.
            Pakan tambahan di berikan pada larva ikan pada saat berumur 7-10 hari, pakan tambahan dapat berupa pelet yang di haluskan dengan cara di gerus kemudian di saring dengan menggunakan tapisan teh tujuannya agar larva dapat mencerna dengan mudah, Selama pemeliharaan larva ikan nila, pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari, yaitu : pagi antara 07.00-08.00 WITA, siang antara 12.00-13.00 WITA dan sore hari antara jam 16.00-17.00 WITA.
4.2    Hasil
1.      Panen dan pemasaran
a.      panen
Sebelum pemanenan dilakukan, kolam pendederan disurutkan airnya sekitar jam 04.00 atau jam 05.00 pagi pagi. Air disurutkan secara perlahan-lahan agar benih ikan tidak mudah stres. Setelah air surut benih mulai dipanen menggunakan seser halus dan diangkut menggunakan ember untuk di tampung di tempat yang sudah disiapkan. Pada umumnya dasar kolam telah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam. Setelah itu pada dasar kolam tersebut ada bagian kolam yang lebih dalam sehingga ketika air disurutkan maka benih akan mengumpul pada bagian dalam tersebut, benih ikan yang ada di dalam kolam kemudian ditangkap semua.
a). Panen
b). Tempat penampungan benih
Gambar 14. Pemanen pada kolam benih
b.      Pemasaran
Gambar 15. Benih yang siap dipasarkan
Pemsaran yang dilakukan di BBI Ompo ada 3 cara yaitu :
1.  Pembeli langsung datang ke lokasi pemasaran, biasanya pembeli yang langsung datang di lokasi ini berasal dari Kabupaten Soppeng maupun luar Soppeng. Biasanya sebelum pembeli datang mereka terlebih dahulu memesan beberapa jumlah benih yang mereka butuhkan karena terkadang benih tersebut habis di sebabkan oleh banyaknya pembeli. Pemasaran benih di BBI Ompo  sangat lancar karena kualitas benih yang bagus sehingga disukai banyak orang.
2.  Pemasaran melalui kelompok tani. Setelah di pasarkan melalui kelompok tani, mereka biasanya datang sendiri ke tempat pemasaran dan mengambil benih yang sudah di panen. Setelah itu mereka tebar di sawah dan akan memasarkan sendiri.
3.      Pembeli hanya memesan atau tidak datang langsung ke lokasi pemasaran. Biasanya pembeli seperti ini berada di luar provinsi, jadi mereka hanya memesan beberapa jumlah benih yang mereka perlukan.
              Adapun cara packing yang dilakukan yaitu kantong diisi air sebanyak ¼ dari ketinggian kantong . yang sudah dihitung di masukkan ke dalam kantong yang telah di isi air. Kemudian kantong diisi oksigen murni dan diikat menggunakan karet gelang kemudian kantong dimasukkan dalam kardus yang telah di sediakan.
Gambar 16. Packing




Tabel 3. Ukuran dan harga Benih Ikan Nila
No.
Ukuran (cm)
Harga  (Rp)
1.
1 – 3
50 – 250
2.
3 – 5
250 – 500
3.
5 – 8
500 – 1000
4.
8 – 12
1000 - 1.500

























BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1.     Induk ikan nila hitam yang digunakan untuk pemijahan memiliki berat ± 200-300 gr/ekor baik jantan maupun betina dengan perbandingan 1:3 (1 jantan : 3 Betina).
2.     Teknik produksi benih Ikan Nila hitam dilakukan selama 3 bulan mulai dari persiapan wadah sampai panen.
3.     Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari baik pemeliharaan induk maupun pemeliharaan benih.
4.     Benih yang dihasilkan 2 cm dengan jumlah 18.000 ekor.
5.2    Saran
1.     Dalam pemeliharaan induk harus diperhatikan waktu pemeliharaan.
2.     Pemberian pakan harus diperhatikan supaya pertumbuhannya sesuai dengan keinginan.
3.     Kritik dan saran tetap kami terima untuk menyempurnakan tugas ini.



5.3   
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. 1989
Arie, U. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Penebar Swadaya. Jakarta.
Cahyono, B. 2002.Budidaya Ikan Air Tawar, Kanisius. Yogyakarta.
Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam Ikan. 1991.
Judantari, Sri., Khairuman dan Amri. 2008. Nila Nirwana Prospek Bisnis dan TekhnikBudidaya Nila Unggul.Gramedia. Jakarta.
Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta Jakarta. 1992.
Khairuman dan Khairul, A 2003.Budidaya ikan Nila secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Pauji, A. 2007.Beberapa teknik Produksi Induk Unggul ikan nila dan ikan Mas.Disampaikan pada pelatihan tenaga teknis sewilayah timur Indonesia.BBAT Tatelu, Manado.
Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran Ikan Nila. 1988.
Sucipto, A. dan Prihartono, E. 2007.Pembesaran Nila Merah Bangkok. PenebarSwadaya, Jakarta.


Tugas Evaluasi Proyek Pertanian
Dosen : Yusriadi, S.Pt.,M.Si

BUDIDAYA IKAN NILA
(Oreochromisniloticus)








Disusun Oleh :
Kelompok 1


MUHAMMAD SYAFRIADI                213 170 001
BAHARUDDIN AMIR                          213 170 002
FATWA HIKMAH RAMADHANI     213 170 029
MUHAMMAD AMRI                            213 170 022
                                                                   213 170 0
                                                                   


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2015

1 komentar:

  1. Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740

    BalasHapus